Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan kajian diversifikasi produk pertanian untuk menjaga keseimbangan harga, sehingga petani dan konsumen sama-sama diuntungkan.
Ni Made Dwipanti Indrayanti di Kulon Progo, Kamis, mengatakan hari ini, dirinya memantau lokasi penanam bawang merah di Srikayangan, hanya saja semua wilayah ditanami bawang merah, sehingga menyebabkan harga anjlok akibat suplai komoditas ini melimpah.
"Kami minta adanya kajian diversifikasi produk pertanian untuk menjaga harga bawang merah tidak anjlok," kata Ni Made.
Baca juga: Gunungkidul bantu petani budi daya bawang merah dari benih biji
Ia mengatakan pemkab melalui Dinas Pertanian dan Pangan juga melakukan kajian pemanfaatan lahan marginal yang belum ditanami komoditas lain yang memiliki nilai jual dan dibutuhkan masyarakat.
Lahan pertanian harus dimanfaatkan secara optimal dengan tanaman yang dibutuhkan masyarakat dan bisa panen sepanjang musim.
"Kami minta dinas teknis melakukan kajian cara pemanfaatan air, dan hingga varietas yang tahan kekeringan. Selain itu, pendampingan kepada petani," katanya.
Lebih lanjut, Ni Made mengatakan Kulon Progo memiliki produk unggulan hortikultura, yakni bawang merah dan cabai. Dua komoditas ini sangat rentan terhadap produksi dari wilayah lain, sehingga menyebabkan harga di tingkat petani anjlok.
Misalnya, harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp7.000-Rp8.000 per kilogram. Sementara harga di tingkat pedagang pasar rakyat di atas Rp30 ribu per kilogram.
"Ini menjadi pekerjaan rumah kami untuk memangkas rantai pasokan," katanya.
Baca juga: Bupati : Bawang merah Bantul jadi komoditas lumbung pangan nasional
Petani Srikayangan Yuliyantoro mengatakan petani di kawasan Bulak Srikayangan mendapat informasi bahwa harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilogram. Harga ini sangat merugikan petani, karena harga titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal bawang merah Rp12.000 per kilogram.
Saat ini, umur bawang merah di Bulak Srikayangan sekitar 35 hari sampai 40 hari. Bawang merah dipanen pada awal Oktober 2023.
"Kami berharap harga bawang merah saat panen nanti sudah naik. Sehingga petani tidak merugi," katanya.
Ia mengatakan petani tidak mengalami kesulitan mendapatkan pupuk. Hal ini dikarenakan petani tidak menggunakan pupuk bersubsidi. Bawang merah tidak masuk komoditas yang mendapatkan subsidi pupuk.
"Pupuk yang digunakan kualitas bagus. Semoga hasil panen juga bagus," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Kulon Progo kaji diversifikasi pertanian jaga harga komoditas
Berita Lainnya
Meski harga melonjak, Indonesia tak impor bawang merah
Kamis, 25 April 2024 13:09 Wib
PSSI protes kinerja wasit Nasrullo Kabirov
Selasa, 16 April 2024 12:29 Wib
BRIN sedang meneliti manfaat abu terbang batu bara guna budidaya bawang merah
Senin, 1 April 2024 15:36 Wib
AS habisi Houthi di Laut Merah
Jumat, 29 Maret 2024 11:38 Wib
Yaman akan terus serang kapal di Laut Merah
Rabu, 20 Maret 2024 4:48 Wib
Bantul sebut ketersediaan bawang merah aman
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Israel sandera 14 Staf Bulan Sabit Merah Palestina
Rabu, 13 Maret 2024 9:34 Wib
AS-Inggris targetkan serang Houthi di Yaman
Selasa, 5 Maret 2024 9:50 Wib