Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar program magang bagi 15 nelayan muda dalam rangka regenerasi dan pengembangan kapasitas nelayan kecil.
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan DKP Kulon Progo Wakhid Purwosubiyantara di Kulon Progo, DIY, Jumat, mengatakan nelayan muda mendapat mendapat keterampilan berbagai teknik penangkapan ikan baik dalam teori maupun praktik secara langsung.
"Pelatihan ini diisi dengan penyampaian teori dan tiga hari praktik melaut. Harapannya, mereka menjadi nelayan profesional," kata Wakhid.
Ia mengatakan program magang yang berlangsung pada 18-22 September 2024 diikuti tiga nelayan dari Trisik, empat nelayan dari Bugel, empat nelayan dari Karangwuni, dan empat nelayan dari Congot.
Dua hari pertama kegiatan diisi dengan penyampaian materi mengenai dasar-dasar penangkapan ikan, teknik penangkapan ikan, dan cerita sukses seorang nelayan.
"Kami berharap adanya kegiatan magang nelayan ini mampu menumbuhkan semangat jiwa muda dan mencetak nelayan-nelayan muda yang unggul di Kulon Progo," katanya.
Lebih lanjut, Wakhid mengatakan pada saat praktik melaut atau penangkapan ikan, nelayan diajarkan dasar penangkapan ikan dan teknik penangkapan ikan seperti yang telah disampaikan dalam sesi teori.
Diawali dengan perahu yang menuju ke lokasi penangkapan, setelah sampai di lokasi penangkapan dilanjutkan penurunan alat tangkap yang dalam praktik kali ini menggunakan jaring insang.
Setelah jaring insang terpasang dari ujung ke ujung secara sempurna dilanjutkan dengan perendaman alat tangkap selama beberapa jam hingga ikan tertangkap.
"Setelah proses dirasa cukup dilanjutkan pengangkatan jaring dan pengambilan hasil tangkapan yang dilanjutkan penyortiran ikan sesuai jenis, ukuran dan grade-nya," katanya.
Nelayan sukses dari Bantul Samsuji menceritakan bagaimana awal mula dirinya menjadi nelayan hingga saat ini.
Berbagai kendala serta hambatan telah dilalui Samsuji seperti topografi, geografi dan cuaca yang kurang mendukung, kurangnya keterampilan dalam penangkapan ikan, serta sarana prasarana yang kurang memadai.
Namun, ia tetap menjalani profesi sebagai nelayan dengan semangat dan tidak merasa cukup untuk terus belajar, mengingat profesi sebagai nelayan adalah pekerjaan yang mulia serta potensi perikanan di Indonesia yang cukup melimpah.
"Kami berharap peserta menjadi profesional dalam menangkap ikan di tengah potensi laut selatan yang melimpah," katanya.