Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun saluran irigasi, memberikan bantuan benih unggul hingga dukungan mesin pertanian untuk peningkatan produksi padi di wilayah tersebut.
Kepala DPP Gunungkidul Rismiyadi di Gunungkidul, Selasa, mengatakan dalam rangka penyediaan sumber-sumber air, pihaknya membangun sarana dan prasarana sumber-sumber air yang berupa irigasi air tanah dalam, rehab jaringan irigasi tersier, dan embung geomembran di 24 lokasi se-Kabupaten Gunungkidul.
"Dalam peningkatan produksi kami juga menguatkan kelembagaan petani," kata Rismiyadi.
Ia mengatakan DPP mengimbau kepada petani menggunakan varietas padi Inhibrida dan Hibrida. Benih unggul yang digunakan tergantung keinginan petani dan menyesuaikan kondisi lahan. Hal ini untuk meningkatkan produksi padi di Gunungkidul.
"Tahun ini, kami memberikan benih padi varietas unggul di lahan seluas 2.300 hektare. Bantuan benih berupa varietas Ciherang dan Cakrabuana," katanya.
Rismiyadi mengatakan berdasarkan data DPP Gunungkidul, dari total 144 kapanewon, angka prognosa produksi padi setiap tahunnya terbagi dalam dua komoditas. Masing-masing komoditas padi sawah dan padi gogo. Jenis padi gogo ditanam di kebun atau ladang dan tidak memerlukan irigasi khusus.
Dari total 14 kapanewon di Kabupaten Gunungkidul ada lima kapanewon penghasil padi terbesar baik jenis sawah maupun gogo.
Tahun ini, angka prognosa untuk jenis sawah penghasil padi terbesar pertama Kapanewon Semin dengan total produksi rata-rata setiap musim panen sebesar 26.083,80 ton. Kedua Patuk, 16.147,56 ton, Ngawen 12.549,33 ton, Gedangsari 11.975,40 ton, dan Kapanewon Ponjong 10.307,38 ton.
Kemudian angka prognosa 2023 produksi komoditas padi gogo peta penghasil padi mengalami perubahan. Terbanyak Kapanewon Semanu dengan produksi 18.356,18 ton, Ponjong sebanyak 17.070, 33 ton, Karangmojo 16.413,98 ton, Wonosari sebanyak 16.187,50 ton dan Kapanewon Saptosari 16.118,48 ton.
"Kami optimistis, hasil produksi pertanian di Gunungkidul melebihi prognosa," katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPP Kabupaten Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan ketersediaan air selama tiga musim tanam dan potensi luas lahan padi mempengaruhi hasil produksi.
"Jadi semua tergantung curah hujan perbedaannya bisa 1.000 hektare," kata Raharjo Yuwono.
Menurut dia, jika curah hujan cukup maka potensi padi lahan kering meningkat, karena bisa tanam padi lahan kering pada musim tanam kedua (MTII). Berbeda dengan jenis lahan sawah, usai musim panen bisa tetap digunakan.
Terpisah, Lurah Hargomulyo Sumariyanta mengatakan peningkatan produksi padi telah didukung oleh infrastruktur memadai.
Beberapa waktu lalu jalan sepanjang 2.180 meter dibangun untuk mempermudah akses 26 hektare lahan pertanian.
"Lokasi kami ada di pegunungan tapi mampu menghasilkan tanaman pangan, palawija, padi dan sayur-sayuran,” kata Sumariyanta.
Berita Lainnya
DKPP Bantul targetkan luas panen padi pada 2025 tembus 30 ribu hektare
Senin, 2 Desember 2024 11:58 Wib
Sleman tanam padi organik Sembada Merah di Sumberejo
Kamis, 28 November 2024 18:27 Wib
Kelompok Tani "Taruno Mulyo" gelar tradisi "Wiwitan" panen
Selasa, 26 November 2024 16:23 Wib
DKPP Bantul siapkan penyuluh pertanian untuk persemaian padi jelang musim tanam
Jumat, 1 November 2024 17:08 Wib
Kakorbinmas Baharkam Polri menyemai padi di Nglatek Kulon Progo
Kamis, 31 Oktober 2024 22:03 Wib
BMKG sebut petani mesti cermat manfaatkan musim hujan panjang
Jumat, 18 Oktober 2024 8:46 Wib
Produksi padi Sleman Januari-September 178.899 ton
Jumat, 11 Oktober 2024 13:57 Wib
Luas panen padi di Bantul selama 2024 capai 28.600 hektare
Senin, 7 Oktober 2024 16:55 Wib