Bantul (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengoptimalkan pos kesehatan hewan (poskeswan) di daerah ini untuk mengantisipasi antraks maupun penyakit menular lainnya pada hewan ternak.
"Kita ada poskeswan 10 titik yang tersebar di seluruh kecamatan Bantul, masing-masing poskeswan ada dokter hewan, rata rata dua orang, kemudian ada petugas paramedis," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo ketika dikonfirmasi terkait pengawasan ternak di Bantul, Kamis.
Dia mengatakan, selain memeriksa kondisi kesehatan hewan ternak yang masuk Bantul, di dalam poskeswan tersebut juga ada program vaksinasi ternak untuk antisipasi antraks, selain itu juga ada pemberian desinfektan untuk ternak.
"Karena antraks itu kan spora bisa hidup di dalam tanah sampai puluhan tahun, kita antisipasi baik lewat desinfektan atau antiseptik, yang penting selalu jaga kebersihan ternak," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sampai saat ini di wilayah Kabupaten Bantul tidak pernah ditemukan kasus antraks pada ternak, dan diharapkan jangan sampai terjadi, karena antraks itu menyerang ternak ruminansia besar, maupun ternak ruminansia kecil, seperti kambing, domba, sapi dan kerbau.
"Seandainya Bantul kena antraks itu perekonomian istilahnya mandeg karena Bantul banyak kuliner yang bahan baku dari ternak ruminansia kecil, kambing, domba untuk kuliner sate," katanya.
Dia mengatakan, sementara untuk ternak sapi di wilayah Bantul terdapat lebih dari 30 jagal, atau tukang potong sapi yang setiap hari memotong dan kemudian daging sapi tersebut didistribusikan ke wilayah Kota Yogyakarta.
"Jadi Alhamdulillah sampai sekarang dan jangan sampai Bantul kena antraks, yang ada itu kemarin kabupaten tetangga seperti Kulon Progo dan Gunung Kidul. Dan untuk mengantisipasi itu, teman teman melakukan pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak maupun ternak yang ada di pasar pasar hewan," katanya.
Dia mengatakan, melalui petugas kesehatan hewan juga melakukan pengawasan keluar masuk ternak, karena di Bantul terus terang mobilisasi ternak keluar maupun masuk cukup tinggi untuk bahan baku kuliner.