Disdikpora DIY meminta sekolah cegah siswa euforia kelulusan berlebihan
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta seluruh sekolah menengah atas (SMA) sederajat di provinsi ini mencegah siswa melakukan euforia kelulusan secara berlebihan.
"Supaya euforia tidak melampaui batas kemudian pengawasan dari orang tua agar siswa tidak sampai malam-malam bepergian," kata Wakil Kepala Disdikpora DIY Suhirman di Yogyakarta, Selasa.
Hal itu ditekankan Suhirman menyusul konvoi sejumlah pelajar yang berbuntut ricuh di sejumlah kawasan Kota Yogyakarta pada Senin (13/5).
Suhirman menyebut imbauan itu sejatinya telah disampaikan Disdikpora DIY dengan menerbitkan surat edaran (SE) yang disebar ke seluruh sekolah jauh sebelum pengumuman kelulusan siswa.
"Jauh-jauh sebelumnya sudah kita buat edaran mengenai bagaimana saat kelulusan dan pascakelulusan," katanya.
Selain mencegah euforia berlebihan, melalui edaran itu pula para orang tua diminta turut mengawasi anaknya agar tidak terlibat aktivitas yang berpotensi memicu kericuhan.
"Agar tidak terjadi gejala saling pancing dengan sekolah-sekolah lain, kemudian juga memikirkan kelanjutan studi bagi anak-anak yang melanjutkan," kata Suhirman.
Terkait kericuhan pelajar pada Senin di Kota Yogyakarta, Suhirman mengaku telah berkoordinasi dengan para kepala sekolah terkait untuk mengendalikan para murid khususnya kelas 12 agar tidak melakukan aksi serupa.
"Tidak melakukan hal semacam itu dan tidak terprovoksi dengan adanya anak-anak dari luar sekolahnya," katanya.
Berdasarkan keterangan dari para kepala sekolah, menurut Suhirman, mereka tidak mengetahui pasti penyebab kericuhan yang melibatkan pelajarnya.
"Kepala sekolah enggak tahu pemicunya, tapi ada provokasi, itu mancing-mancing saja, tujuannya belum diketahui," katanya.
Kendati telah lulus, Suhirman menegaskan bahwa sekolah tetap bertanggung jawab menjaga dan mengendalikan para siswa, terlebih status mereka belum dikembalikan ke orang tua.
Sebelumnya, polisi mengamankan tujuh pelajar SMA di Kota Yogyakarta yang menggelar konvoi kelulusan pada Senin (13/5) .
Mereka diamankan karena diduga memprovokasi pelajar lain dengan melempar petasan dan batu ke salah satu sekolah di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
"Supaya euforia tidak melampaui batas kemudian pengawasan dari orang tua agar siswa tidak sampai malam-malam bepergian," kata Wakil Kepala Disdikpora DIY Suhirman di Yogyakarta, Selasa.
Hal itu ditekankan Suhirman menyusul konvoi sejumlah pelajar yang berbuntut ricuh di sejumlah kawasan Kota Yogyakarta pada Senin (13/5).
Suhirman menyebut imbauan itu sejatinya telah disampaikan Disdikpora DIY dengan menerbitkan surat edaran (SE) yang disebar ke seluruh sekolah jauh sebelum pengumuman kelulusan siswa.
"Jauh-jauh sebelumnya sudah kita buat edaran mengenai bagaimana saat kelulusan dan pascakelulusan," katanya.
Selain mencegah euforia berlebihan, melalui edaran itu pula para orang tua diminta turut mengawasi anaknya agar tidak terlibat aktivitas yang berpotensi memicu kericuhan.
"Agar tidak terjadi gejala saling pancing dengan sekolah-sekolah lain, kemudian juga memikirkan kelanjutan studi bagi anak-anak yang melanjutkan," kata Suhirman.
Terkait kericuhan pelajar pada Senin di Kota Yogyakarta, Suhirman mengaku telah berkoordinasi dengan para kepala sekolah terkait untuk mengendalikan para murid khususnya kelas 12 agar tidak melakukan aksi serupa.
"Tidak melakukan hal semacam itu dan tidak terprovoksi dengan adanya anak-anak dari luar sekolahnya," katanya.
Berdasarkan keterangan dari para kepala sekolah, menurut Suhirman, mereka tidak mengetahui pasti penyebab kericuhan yang melibatkan pelajarnya.
"Kepala sekolah enggak tahu pemicunya, tapi ada provokasi, itu mancing-mancing saja, tujuannya belum diketahui," katanya.
Kendati telah lulus, Suhirman menegaskan bahwa sekolah tetap bertanggung jawab menjaga dan mengendalikan para siswa, terlebih status mereka belum dikembalikan ke orang tua.
Sebelumnya, polisi mengamankan tujuh pelajar SMA di Kota Yogyakarta yang menggelar konvoi kelulusan pada Senin (13/5) .
Mereka diamankan karena diduga memprovokasi pelajar lain dengan melempar petasan dan batu ke salah satu sekolah di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.