Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan masyarakat tetap melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya menanggulangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini merebak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Tri Widiantoro di Bantul, Rabu, mengatakan langkah fogging atau pengasapan dengan bahan insektisida untuk membunuh nyamuk pembawa (vektor) penyakit DBD dilakukan di wilayah-wilayah yang memang ditemukan kasus tersebut tinggi.
"Fogging tetap kami lakukan sebagai salah satu langkah untuk penanggulangan DBD, selain tetap PSN juga peningkatan perilaku PHBS itu juga kita lakukan bersama sama di masyarakat," katanya.
Berdasarkan data kasus DBD di Bantul, kata dia, sampai awal Mei jumlah kasus DBD sudah menyamai dengan jumlah satu tahun pada 2023. Dalam setahun lalu tercatat 130-an kasus, sementara selama empat bulan hingga Mei 2024 juga tercatat 130-an kasus DBD.
Dari 17 kecamatan di Bantul, terdapat sejumlah kecamatan yang ditemukan kasus DBD yaitu di wilayah Pleret dengan 36 kasus, kemudian Imogiri dengan 27 kasus.
Dia mengatakan peningkatan kasus DBD yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti pada musim sekarang ini karena memang faktor cuaca cukup ekstrem, terjadi perubahan cuaca yang cepat.
"Perubahan-perubahan cuaca dari panas terik kemudian ke hujan juga sangat drastis dan ekstrem ini mungkin berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk yang ada," katanya.
Dengan kondisi cuaca musim hujan yang masih tinggi, lanjut dia, kemungkinan juga berdampak pada tempat-tempat ada genangan dan berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
"Genangan-genangan air yang kemungkinan cukup tinggi ini yang menyebabkan kenapa kondisi di awal tahun 2024 cukup banyak ditemukan kasus DBD," katanya.