Pelaksana tugas Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (Indonesian Heritage Agency/IHA) Ahmad Mahendra mengatakan "tone" atau proyeksi proyek itu adalah menjadikan museum sebagai tempat berkumpul yang nyaman untuk pergaulan generasi muda yang hidup di era digital.
"Nanti satu paket dengan Museum Sonobudoyo untuk "Night at The Museum"-nya. Jadi "tone"-nya itu akan kami kerja samakan," kata Mahendra pula saat konferensi pers peresmian Indonesian Heritage Agency di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Kamis.
Area museum yang memiliki luas sekitar 46.574 meter persegi itu juga akan dioptimalkan fungsinya sebagai ruang publik komunal, guna menjawab kebutuhan publik akan edukasi dan rekreasi sekaligus mengakomodasi aktivitas publik dengan membangun coworking space, coffee shop, ruang anak, dan souvenir shop.
Serta instalasi seni pemetaan video (video mapping), tata suara dan cahaya, serta air mancur (water fountain) di area museum – yang pertama kali akan diluncurkan pada saat peresmian IHA, Kamis.
Serta instalasi seni pemetaan video (video mapping), tata suara dan cahaya, serta air mancur (water fountain) di area museum – yang pertama kali akan diluncurkan pada saat peresmian IHA, Kamis.
Museum Benteng Vredeburg bukan hanya sekadar tempat menyimpan 7.000 benda peninggalan bersejarah bangsa Indonesia, tetapi juga sebuah institusi yang berperan dalam pelestarian sejarah dan identitas nasional.
Pengunjung Museum Benteng Vredeburg pada 2023 mencapai 512.000 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dengan sekitar 400.000 pengunjung.
Pengunjung Museum Benteng Vredeburg pada 2023 mencapai 512.000 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dengan sekitar 400.000 pengunjung.
Proyek revitalisasi di museum yang dulunya bekas benteng pertahanan Pemerintahan Kolonial Belanda itu bertujuan memperbaiki fasilitas serta meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Dengan mengedepankan konsep reimajinasi museum, IHA berkomitmen untuk merevitalisasi persepsi dan fungsi tradisional museum, menjadikannya ruang komunal yang dinamis guna mendorong interaksi antara pengunjung dengan museum itu sendiri.
Dengan strategi yang mencakup reprogramming, redesigning, dan reinvigorating, inisiatif untuk reimajinasi museum tidak hanya memprioritaskan peran museum dalam masyarakat tapi juga meningkatkan interaksi pengunjung dengan warisan budaya, melalui penelitian, program pendidikan, dan pengalaman yang lebih interaktif dan menarik.