Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengintensifkan kampanye gemar makan ikan terhadap anak di bawah usia lima tahun di penitipan anak usia dini dan taman kanak-kanak untuk mencegah stunting di wilayah ini.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul Wahid Supriyadi di Gunungkidul, Selasa, mengatakan DKP akan menggelar kampanye makan ikan tersebut untuk 26 angkatan.
"Kemarin baru terlaksana empat angkatan. Rencananya dilaksanakan kembali kampanye makan ikan pada Juni dan Juli 2024," kata Wahid.
Ia mengatakan sasaran kampanye mengacu pada pagu indikatif wilayah kapanewon/kecamatan (PIWK), dan dari pokok pikiran DPRD. Adapun pagi indikatif sektoral (PIS) milik DKP tidak ada.
DKP Gunungkidul tidak dapat menentukan wilayah sasaran lokus stunting. "Dalam penilaian konvergensi stunting, kami berperan untuk memberikan edukasi desiminasi kampanye makan ikan,” katanya.
Wahid mengatakan produksi ikan, baik perikanan tangkap maupun budi daya di Gunungkidul naik, pada 2022 sebesar 16.289 ton menjadi sekitar 16.500 ton pada 2023.
Sedangkan angka konsumsi ikan di Gunungkidul mencapai 29,83 kilogram per kapita per tahun. Jumlah penduduk Gunungkidul sekitar 770.883 jiwa.
"Pasokan ikan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat di Gunungkidul dan wisatawan yang berkunjung ke daerah itu. Namun, untuk masyarakat memang harus ditingkatkan kembali," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono mengatakan dari data balita stunting hasil pemantauan status pada 2023, di Kabupaten Gunungkidul tercatat sekitar 4.310 balita mengalami stunting atau sekitar 15,25 persen dari sekitar 28.260 balita yang diukur tumbuh kembangnya.
Sementara target baseline dalam RPJMD 2021-2026 disebutkan bahwa dari baseline data 2020 sebesar 17,43 persen, 2022 sebesar 15,5 persen, dan 2023 sebesar 15,2 persen. Diharapkan untuk 2024 sebesar 13,9 persen, 2025 sebesar 14,6 persen dan 2026 mencapai 14 persen.
Sementara dari hasil Survei Kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dari tahun 2021 dengan SSGI persentase balita stunting di Kabupaten Gunungkidul sebesar 20,6 persen. Pada 2022 persentase stunting hasil SSGI naik menjadi 23,6 persen dan pada 2023 dengan dilakukannya Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menurun menjadi 22,2 persen.
"Sementara dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan oleh tenaga gizi di puskesmas pada 2022,menunjukkan angka 15,42 persen atau sekitar 4.574 balita, sedangkan untuk 2023, menurun menjadi 4.310 balita atau sekitar 15.25 persen," katanya.