Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono, di Sleman, Kamis, mengatakan kondisi riil di lapangan dari tahun ke tahun, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian mengalami penurunan meski sudah ada program petani milenial.
"Untuk menanggulangi fenomena tersebut, sejak beberapa tahun yang lalu, Pemkab Sleman meningkatkan bantuan pemerintah berupa alat mesin pertanian (alsintan)," kata Suparmono.
Menurutnya, mekanisasi pertanian ini bertujuan meringankan beban pekerjaan petani dan juga menekan biaya produksi budi daya pertanian yang ditanggung petani.
"Dengan pemanfaatan alsintan tersebut berarti era mekanisasi pertanian sudah dijalankan," katanya.
Dia mengatakan jenis-jenis alsintan bantuan pemerintah meliputi alsintan pra-panen berupa traktor roda dua, singkal, rotari, dan cultivator.
Selanjutnya, alsintan pasca-panen berupa power thresher dan combine harvester.
Pengadaan alsintan tahun 2023 dan 2024 melalui dana APBD berupa traktor sebanyak 40 unit, power thresher sebanyak 17 unit,
kendaraan roda tiga sebanyak 40 unit, dan pompa air sebanyak 119 unit.
"Kami berharap bantuan alsintan ini meringankan petani dan meningkatkan produksi pertanian," katanya pula.
Sebelumnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan optimalisasi lahan pertanian ini juga didukung modernisasi alat pertanian. Hal ini dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan di sektor pertanian.
Satu unit alat pertanian tanam padi bisa menanam padi seluas satu hektare.
"Saat ini, petani di Sleman sudah tua-tua, sedangkan generasi muda sudah tidak tertarik di sektor pertanian. Modernisasi alat pertanian sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan," katanya lagi.
Lebih lanjut, Kustini mengatakan Pemkab Sleman berkomitmen menjaga ketahanan pangan. Sleman adalah lumbung pangan di DIY.
"Kami membentuk petani milenial yang harapannya ada transformasi dari pertanian konvensional ke pertanian modern," katanya pula.