Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta bersama instansi pemerintah terkait mendistribusikan bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan sebanyak 439 tangki hingga akhir September 2024.
"Berdasarkan data droping air bersih di Kabupaten Bantul sejak 29 Juni sampai 30 September 2024, distribusi sebanyak 439 tangki atau 2.195.000 liter air bersih," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol dalam keterangannya di Bantul, Sabtu.
Distribusi air bersih ke wilayah terdampak kekeringan itu berasal dari BPBD Bantul sebanyak 147 tangki, Palang Merah Indonesia (PMI) sebanyak 93 tangki, Tagana Dinas Sosial (Dinsos) Bantul 69 tangki, serta dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) 21 tangki.
Kemudian, ada donasi dari lembaga non-pemerintah maupun dari masyarakat yang dikoordinasikan dengan BPBD Bantul sebanyak 190 tangki.
"Sedangkan untuk data masyarakat penerima manfaat droping air bersih sebanyak 2.912 kepala keluarga (KK) atau 10.184 jiwa, yang tersebar di 34 dusun (pedukuhan) yang ada di 15 kelurahan, tujuh kecamatan," katanya.
Berdasarkan data, tujuh kecamatan yang menerima manfaat air bersih itu adalah Kecamatan Dlingo dengan 164 tangki (820 ribu liter), Pundong sejumlah 108 tangki (540 ribu liter), Pandak 75 tangki (375 ribu liter), dan Pajangan mendapat 49 tangki (245 ribu liter).
Selanjutnya, Kecamatan Sedayu sebanyak 21 tangki (105 ribu liter), Piyungan sebanyak 15 tangki (75 ribu liter), dan Kecamatan Kasihan menerima tujuh tangki (35 ribu liter).
Menurut dia, droping air bersih sebagai bagian penanganan dampak kekeringan ini mengacu pada Surat Keputusan (SK) Bupati Bantul Nomor 442 Tahun 2024 tentang Status Siaga Darurat Kekeringan di Kabupaten Bantul.
"Berdasarkan perkiraan musim kemarau tahun 2024, beberapa wilayah Kabupaten Bantul, terutama di daerah perbukitan dan dataran tinggi berpotensi terjadi kekeringan dan kekurangan air bersih," katanya.