Pasangan Untoro-Wahyudi siapkan langkah atasi persoalan sampah Bantul

id Untoro-Wahyudi

Pasangan Untoro-Wahyudi siapkan langkah atasi persoalan sampah Bantul

Calon Wakil Bupati Bantul Wahyudi Anggoro Hadi saat dialog bersama budayawan di Joglo Elang, Nitiprayan, Bantul, DIY. Senin (14/10/2024) (Foto Tim Untoro-Wahyudi)

Bantul (ANTARA) - Pasangan calon bupati dan wakil bupati dalam Pilkada Bantul Untoro Hariadi-Wahyudi Anggoro Hadi (Untoro-Wahyudi) menyiapkan sejumlah langkah dan strategi dalam mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

Calon Wakil Bupati Wahyudi saat dialog bersama budayawan di Joglo Elang, Nitiprayan, Bantul, Senin, mengatakan, terdapat tiga hal untuk menyelesaikan sampah di Bantul, yaitu kebijakan politik, partisipasi sosial, dan penggunaan teknologi.

"Kedaruratan sampah saat ini harus ditangani dengan mendesain ulang tata kelola sampah. Kami berjanji, urusan sampah di Bantul akan selesai dalam 100 hari," katanya.

Menurut dia, persoalan sampah tidak hanya di Bantul tetapi juga terjadi daerah-daerah lain. Selama ini, sampah hanya diangkut dari hulu lalu dibawa ke hilir untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Padahal, kata dia, produksi sampah di hulu terus meningkat, sedangkan di hilir minim pemanfaatan. Akibatnya, usia penggunaan TPA sampah semakin singkat atau cepat penuh oleh tumpukan sampah.

Oleh karena itu, kata dia, karena persoalan sampah juga terkait perilaku, maka pihaknya mendorong perubahan perilaku. Selain itu, sistem pengelolaan dan pengolahan sampah juga harus diubah.

"Pemilahan sampah harus dilakukan sejak dari rumah tangga atau hulu. Sebab, saat sampah sudah tercampur, biaya pemilahan akan sangat mahal. Dan untuk mengubah sistem dan perilaku tersebut, diperlukan kebijakan dan kewenangan dari pemerintah daerah," katanya.

Beberapa hari lalu, pihaknya juga telah meluncurkan Gerakan Sapu-Sapu, gerakan ini bekerja sama dengan tim Relawan Sapu Lidi, dengan tujuan membersihkan Bantul dari tumpukan sampah yang belum tertangani dengan baik.

Sementara itu, budayawan Totok Rahardjo berharap, Wahyudi tetap menjaga yang dilakukannya saat menjadi kepala desa atau Lurah Panggungharjo periode 2012-2024, yaitu bekerja dengan data.

Dia menilai, Lurah Panggungharjo Kecamatan Sewon saat itu telah melakukan dua perubahan mendasar, yaitu perubahan secara progres pembangunan dan perubahan terkait relasi kuasa.

"Ketika jadi kepala desa, secara sadar, Wahyudi punya pikiran melakukan perubahan relasi kuasa yang didistribusikan dari lurah ke unit-unit masyarakat. Itulah yang membawa kemajuan bagi Panggungharjo," katanya.