Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengimbau warga yang mengalami gejala tuberkulosis (TBC) seperti batuk yang berlangsung lama untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat secara gratis.
"Kami menyediakan layanan pemeriksaan dan pengobatan TBC secara gratis di 18 puskesmas dan rumah sakit pemerintah. Harapannya, masyarakat dapat memanfaatkan sebaik-baiknya," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Endang, TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis dengan gejala seperti batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, penurunan berat badan, demam, dan berkeringat di malam hari.
"Selain itu, kelompok dengan risiko tinggi TB dapat menyerang anak-anak, orang dengan HIV/AIDS dan penderita diabetes melitus," kata dia.
Menurut Endang, apabila penderita tidak segera mendapat penanganan, maka penyakit tersebut dapat berakibat fatal.
Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang tuntas apabila mengalami gejala yang mencurigakan.
Berdasarkan data Dinkes Kota Yogyakarta pada 2023 penderita TBC tercatat sebanyak 1.690 orang, sedangkan pada 2024 hingga 21 November jumlahnya sebanyak 1.234 orang.
"Jumlah ini cukup banyak dibandingkan dengan 2023 karena jumlahnya masih bisa bertambah sampai akhir tahun 2024," ujar dia.
Menurut dia, jika pasien sudah di diagnosa TBC, pasien akan diberi pengobatan sesuai standar dan dilakukan investigasi kontak dengan menskrining orang-orang di sekeliling pasien menggunakan rontgen, dan tes mantoux.
"Jika hasil skrining terinfeksi TBC, tetapi tidak sakit TBC, akan diberi terapi pencegahan TBC," ujar dia.
Sampai saat ini, kata Endang, Dinkes Kota Yogyakarta terus berupaya menekan angka TBC di Kota Yogyakarta, salah satunya dengan memberikan edukasi tentang TBC dan bagaimana cara pencegahannya.