Kenali gejala HIV dan AIDS, IDI bagikan informasi pengobatan yang tepat

id hiv,aids,idi

Kenali gejala HIV dan AIDS, IDI bagikan informasi pengobatan yang tepat

Foto ilustrasi (ANTARA/HO-Chinnapong  dari iStockphoto)

Yogyakarta (ANTARA) - Berbicara tentang penyakit HIV dan AIDS, HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi kesehatan yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

HIV merupakan salah satu penyakit berbahaya yang harus diketahui. Gejala awal HIV yang dapat muncul meliputi: Batuk pilek, Demam, Sakit kepala, Pembengkakan kelenjar getah bening, Ruam pada kulit.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merupakan organisasi profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Blambang Umpu dengan alamat website idiblambanganumpu.org berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui berbagai program edukasi dan pelayanan kesehatan.

IDI bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya, serta berperan dalam pengembangan kebijakan kesehatan di daerah tersebut.

IDI Blambangan Umpu menyelenggarakan seminar bertema "Menangkal Penyakit Tidak Menular Melalui Pola Hidup Sehat". Acara ini diadakan di Gedung Serba Guna Blambangan Umpu dan dihadiri oleh lebih dari 200 peserta, termasuk dokter dan tenaga kesehatan. Seminar ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pencegahan penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.

Saat ini IDI Blambangan Umpu bekerja sama dengan IDI Borong dalam meneliti lebih lanjut terkait gangguan kesehatan seperti HIV/AIDS dan obat yang direkomendasikan bagi penderitanya.

Bagaimana cara penularan dari penyakit HIV/AIDS?

Foto ilustrasi (ANTARA/HO-Alex Levine dari iStockphoto)

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Borong dengan alamat website idiborong.org menjelaskan penyakit HIV dan AIDS dapat menular melalui beberapa cara yang melibatkan pertukaran cairan tubuh. Berikut adalah cara-cara utama penularan HIV meliputi:

1. Kontak dengan cairan tubuh terinfeksi
Salah satu penularan hiv yang paling umum adalah melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lain yang terinfeksi, seperti saat melakukan prosedur medis tanpa pengamanan yang tepat.

2. Penggunaan jarum suntik bersama
Berbagi jarum suntik atau alat injeksi dengan seseorang yang terinfeksi HIV, sering terjadi di kalangan pengguna narkoba suntik.

3. Penggunaan mainan seks
Mainan seks yang digunakan secara bergantian tanpa dibersihkan dapat menjadi media penularan HIV jika terkontaminasi dengan cairan tubuh.

4. Terinfeksi sejak lahir dari ibu
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan AIDS dapat menularkan virus kepada bayinya selama kehamilan, saat melahirkan, atau melalui ASI. HIV tidak menyebar melalui kontak biasa seperti berjabat tangan, berpelukan, atau berbagi peralatan makan, kecuali jika ada luka terbuka atau kondisi tertentu pada mulut penderita.

Apa saja obat yang direkomendasikan terhadap pengidap penyakit HIV dan AIDS?

Pengobatan untuk pengidap HIV dan AIDS umumnya dilakukan dengan menggunakan obat antiretroviral (ARV), yang bertujuan untuk mengendalikan infeksi virus HIV, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Berikut adalah beberapa jenis obat yang direkomendasikan meliputi:

1. INSTI (Integrase Strand Transfer Inhibitors)
Obat integrase inhibitor biasanya diberikan pertama kali sejak seseorang didiagnosis tertular HIV. Obat ini diberikan karena diyakini cukup ampuh untuk mencegah jumlah virus bertambah banyak dengan risiko efek samping yang sedikit.

2. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs)
NNRTIs juga memblokir enzim reverse transcriptase, tetapi dengan mekanisme yang berbeda dari NRTIs. Contoh NNRTI seperti Efavirenz. Efavirenz adalah obat resep yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk pengobatan infeksi HIV pada orang dewasa dan anak-anak. Efavirenz selalu digunakan dalam kombinasi dengan obat HIV lainnya.

3. Protease Inhibitors (PIs)
Obat-obatan ini menghambat enzim protease yang diperlukan oleh virus untuk memproduksi partikel virus baru. Kombinasi lopinavir dan ritonavir digunakan bersama obat lain untuk mengobati infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Lopinavir dan ritonavir termasuk dalam golongan obat yang disebut inhibitor protease. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah HIV dalam darah.

Pengobatan HIV dan AIDS harus dilakukan secara teratur dan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah perkembangan resistensi terhadap obat dan menjaga viral load tetap rendah.