Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta berkolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) mencanangkan Kelurahan Pleret sebagai Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) untuk menguatkan pengelolaan dan pemanfaatan data statistik dalam perencanaan pembangunan tingkat desa.
"Desa Cinta Statistik harus terus kita kuatkan di seluruh kelurahan di Bantul, sehingga perencanaan program pembangunan mulai dari kelurahan itu sudah berbasis data yang akurat, data dengan kualitas tinggi," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat pencanangan Desa Cantik di Pleret Bantul, Kamis.
Menurut dia, pentingnya perencanaan berbasis data yang akurat, dan Kelurahan Pleret, Kecamatan Pleret ini dipilih, karena dikenal memiliki data yang baik, termasuk data kependudukan yang akurat.
Baca juga: DKPP Bantul memastikan stok ternak hewan kurban aman jelang Idul Adha
"Karena mazhab perencanaan kita hari ini adalah evidence-based planning, perencanaan berbasis data. Kalau perencanaan kita buruk, artinya kita merencanakan kegagalan," katanya.
Bupati Bantul mendorong Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) setempat untuk membangun interoperabilitas agar data dari kelurahan bisa dimanfaatkan oleh berbagai pihak secara lebih luas.
"Kita ingin setiap perencanaan pembangunan kita didasarkan pada data yang berkualitas, yang tinggi dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena, pemerintah itu dituntut akuntabilitasnya," katanya.
Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Bantul Dedi Cahyono mengatakan Kelurahan Pleret dipilih sebagai Desa Cinta Statistik, karena potensinya dalam menyelenggarakan kegiatan statistik secara mandiri dan sistematis.
"Program ini bukan memunculkan program kegiatan baru, tetapi lebih pada pendampingan teknis bagaimana nanti kegiatan statistik sektoral, khususnya di desa melalui tahapan Generic Statistical Business Process Model (GSBPM). Kami berharap Pleret bisa menjadi role model sampai di tingkat nasional," katanya.
Baca juga: Pemkab Bantul menerjunkan 150 petugas pantau pemotongan hewan kurban
Baca juga: Polisi mengamankan terduga pelaku pengrusakan makam Bantul dan Yogyakarta
Menurut dia, program Desa Cinta Statistik ini dimulai sejak Mei dan berlangsung hingga Juli 2025, dengan tahapan mulai dari sosialisasi, bimbingan teknis (bimtek), hingga pembinaan berkelanjutan kepada perangkat desa dan agen statistik.
Kepala Desa Pleret Taufiq Kamal mengatakan komitmennya untuk menjadikan data sebagai pondasi pembangunan desa, terutama dalam pengentasan kemiskinan dan stunting.
"Dengan program ini, kami akan fokuskan pada pengentasan kemiskinan, salah satunya jambanisasi. Kemudian, salah satu keuntungan dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), kami akan gunakan untuk mengentaskan kemiskinan dan stunting," katanya.
Baca juga: Polisi: Perusak makam di Yogyakarta berindikasi gangguan jiwa