Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta terus mendorong penguatan sektor ekonomi lokal melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), salah satunya ditunjukkan dalam Gelar Potensi UMKM Kemantren Mantrijeron yang digelar Sabtu (14/6) di Kantor Kemantren Mantrijeron. Acara ini menjadi bagian dari program Mantrijeron Nyawiji yang menampilkan perpaduan kekayaan ekonomi, budaya, dan sosial wilayah.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan, secara langsung membuka kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasi atas sinergi yang dibangun antara pelaku UMKM, pelestari budaya, dan pemerintah setempat.
“Mantrijeron adalah potret kecil keunggulan Kota Yogyakarta. Di sini ada Jogokaryan yang terkenal secara nasional dari sisi keagamaan, ada Prawirotaman sebagai destinasi wisata andalan, dan budaya lokal seperti bregodo yang masih lestari,” ujar Wawan.
Ia menegaskan bahwa keberagaman potensi inilah yang menjadi kekuatan strategis dalam membangun ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berdaya saing. Dalam kesempatan itu, Wawan mendorong agar kegiatan serupa digelar secara berkelanjutan dan lebih semarak.
“Saya ingin Oktober nanti kita adakan Mantrijeron Night dalam rangka HUT Kota Yogya. Ini momentum besar untuk menampilkan potensi lokal. Saya akan pantau langsung pelaksanaannya,” tegasnya.
Wawan juga meminta agar seluruh pelaku UMKM yang terlibat berasal dari Mantrijeron, demi menunjukkan bahwa kawasan tersebut mampu berdiri mandiri dan menjadi model pengembangan ekonomi berbasis wilayah.
“Restoran ada, hotel ada. Fasilitas lengkap. Tidak ada alasan Mantrijeron tidak bisa maju. Justru harus jadi percontohan UMKM kota,” tambahnya.
Plt. Mantri Pamong Praja Kemantren Mantrijeron, Eni Purwati, menyampaikan bahwa gelar potensi UMKM ini dirancang sebagai ruang ekspresi sekaligus promosi, tidak hanya bagi pelaku usaha, tetapi juga pelaku seni dan budaya.
Acara dimeriahkan dengan parade drumband dan pentas seni rakyat di Lapangan Minggiran dan akan ditutup pada Minggu (15/6) malam dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
“Melalui Mantrijeron Nyawiji, kami ingin membantu UMKM naik kelas. Tidak hanya produknya yang bagus, tapi juga kemasan, promosi, dan akses pasar yang lebih luas,” jelas Eni.
Dari total 30 UMKM di wilayah Mantrijeron, 12 pelaku usaha telah dikurasi dan mengikuti pameran utama di kantor kemantren, sementara sisanya tetap berpartisipasi melalui booth di Lapangan Minggiran.
Kegiatan ini pun membawa manfaat nyata bagi pelaku UMKM seperti Bu Paerah (61), penjual kue gandhos yang biasa mangkal di depan Puskesmas Mantrijeron.
“Biasanya saya jualan pagi dan cepat habis. Tapi sejak ikut acara ini, penjualan meningkat. Saya senang karena diberi ruang untuk memperkenalkan dagangan saya,” tuturnya bahagia.