BPBD Bantul siapkan 560 tangki air bersih untuk antisipasi kekeringan

id Antisipasi kekeringan ,BPBD Bantul ,Bantuan air bersih

BPBD Bantul siapkan 560 tangki air bersih untuk antisipasi kekeringan

Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan bantuan air bersih sebanyak 560 tangki dalam mengantisipasi kekeringan yang dialami masyarakat karena dampak musim kemarau pada tahun 2025.

"Untuk tahun ini, anggaran yang kami alokasikan sebesar Rp28 juta, atau sebanyak 560 tangki. Kita selalu menganggarkan air bersih untuk antisipasi musim kemarau," kata Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, dan Peralatan BPBD Bantul Antoni Hutagaol di Bantul, Ahad.

Menurut dia, bantuan air bersih yang setara mencapai sekitar 2,8 juta liter karena setiap tangki air dengan kapasitas lima ribu liter tersebut akan didistribusikan bagi masyarakat yang mengajukan permohonan droping air bersih karena wilayah kesulitan air bersih.

Meski demikian, kata dia, air bersih yang disediakan pemerintah tersebut bisa saja mengalami kekurangan apabila masyarakat yang terdampak kekeringan terus mengajukan permohonan, sehingga perlu menggandeng lembaga non pemerintah untuk distribusi air.

"Seperti pada anggaran tahun lalu sepertinya sudah habis, padahal sudah sempat dibantu oleh rekan-rekan perusahaan melalui program CSR (tanggung jawab sosial perusahaan), untuk memenuhi permintaan droping air," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan untuk saat ini pihaknya masih menunggu adanya rapat koordinasi (rakor) mengenai persiapan daerah dalam menghadapi musim kemarau yang digelar bersama stakeholder terkait oleh pemerintah daerah (Pemda) DIY).

Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, rakor menjelang musim kemarau juga menghadirkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait prakiraan cuaca termasuk tingkat kerawanan kekeringan dampak musim.

"Kalau prediksi BMKG awal musim kemarau dimungkinkan berlangsung pada Agustus. Sementara saat ini ternyata kemarau basah, wilayah yang kondisinya panas, tiba-tiba terjadi hujan, artinya musim masih tidak menentu," katanya.*

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.