Pemkab Bantul bangun kebudayaan melalui Festival Rintisan Desa Budaya

id Rintisan Desa Budaya ,Membangun kebudayaan ,Penampilan kesenian

Pemkab Bantul bangun kebudayaan melalui Festival Rintisan Desa Budaya

Penampilan kesenian dalam Festival Rintisan Desa Budaya di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumat (22/8/2025) malam. ANTARA/HO-Kominfo Bantul

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya membangun kebudayaan daerah ini melalui Festival Rintisan Desa Budaya yang digelar selama dua hari pada Jumat (22/8) dan Sabtu (23/8).

"Festival Rintisan Desa Budaya merupakan bagian dari upaya pemerintah kabupaten membangun kebudayaan," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam keterangannya di Bantul, Sabtu.

Halim mengatakan, membangun kebudayaan tidak hanya tentang membangun kesenian, tetapi juga membangun budaya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari.

"Membangun kebudayaan bukan hanya membangun seni tradisi, tetapi juga perilaku. Semoga kelima kelurahan rintisan budaya ini bisa membangun desa mandiri budaya yang maju kebudayaannya, gotong-royong warganya, serta bagus tatanan sosialnya," katanya.

Baca juga: Menbud ajak masyarakat rawat persatuan sambut 80 tahun kemerdekaan

Festival Rintisan Desa Budaya yang dipusatkan di lapangan Kelurahan Wirokerten Kecamatan Banguntapan selama dua hari itu menampilkan kesenian dari lima desa yaitu Wirokerten, Patalan Jetis, Trirenggo Bantul, Temuwuh Dlingo, dan Bawuran Pleret.

Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Yanatun Yunadiana mengatakan, ke lima kelurahan yang menjadi kelurahan atau desa rintisan desa budaya tersebut menampilkan potensi seni budaya yang berkembang dan tumbuh di masing-masing wilayahnya.

"Festival Desa Budaya ini bertujuan untuk mengenal kebudayaan-kebudayaan di Bantul. Selain itu juga melestarikan budaya dan tradisi dan menambah wawasan seni budaya di Kabupaten Bantul sangat variatif," katanya.

Dia menyebut, Kelurahan Wirokerten menampilkan seni ketoprak, Kelurahan Trirenggo menampilkan seni jathilan klasik, Kelurahan Temuwuh menampilkan seni jathilan klasik, Kelurahan Bawuran menampilkan seni ketoprak, dan Patalan menampilkan reog.

Selain berbagai kesenian budaya, dalam festival tersebut juga melibatkan sekitar 30 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk turut memeriahkan kegiatan tersebut.

Baca juga: Fadli Zon: Indonesia perlu temukan kembali identitasnya

Baca juga: Menbud sebut budaya memiliki kekuatan sebagai sarana diplomasi

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.