Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menyatakan sanitasi dan kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) menjadi unsur penting untuk pencegahan stunting.
Deputi Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN Sukaryo Teguh Santoso saat memberikan bantuan kepada Keluarga Risiko Stunting (KRS) dalam Program Gerakan Orang Tua Cegah stunting (Genting) di Kota Yogyakarta, Kamis (8/10), menyampaikan pentingnya kolaborasi seluruh pihak untuk menurunkan angka stunting.
"Kami memberikan bantuan di sini untuk sanitasi yang baik, perbaikan dapur, juga kamar mandi dan seisinya, bersama mitra Genting dari Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan tujuan membantu keluarga untuk mewujudkan agar anak-anak di lingkungan ini menjadi sehat dan kuat, jangan sampai stunting," kata Teguh dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Upaya pencegahan stunting, lanjutnya, tidak bisa hanya berhenti pada keluarga, tetapi juga di lingkungan hingga posyandu untuk terus memperluas edukasi tentang Program KB yang sangat berkaitan dengan pengendalian angka kelahiran dan edukasi calon pengantin untuk menikah di usia ideal.
Sebanyak 103 sasaran KRS menerima manfaat dari Program Genting di Provinsi DI Yogyakarta (DIY). Masing-masing mendapatkan bantuan senilai Rp135 juta dalam bentuk asupan nutrisi bagi ibu hamil dan balita yang akan diberikan setiap hari selama lima bulan.
Sedangkan tiga orang penerima manfaat lainnya dari Kota Yogyakarta mendapatkan bantuan masing-masing senilai Rp15 juta dalam bentuk bedah rumah serta paket sembako.
Baca juga: Kemendukbangga menyerukan sinergi lintas sektor untuk atasi stunting
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Sleman sebesar 17,3 persen, Kabupaten Bantul sebesar 16,5 persen, dan Kota Yogyakarta 10,6 persen. Ketiganya lebih rendah dibanding rata-rata nasional (19,8 persen).
"Namun tetap memerlukan upaya lebih lanjut agar capaiannya dapat mendukung pencapaian target nasional penurunan stunting," ucap Teguh.
Sementara itu Wakil Bupati (Wabup) Sleman Danang Maharsa mengemukakan hasil kegiatan pencegahan stunting tidak bisa diketahui dalam waktu seminggu, tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan.
"Hasilnya akan kita lihat saat anak masuk di usia pertumbuhan," kata Danang.
Baca juga: 15 desa terima penghargaan penanganan stunting
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendukbangga: Sanitasi dan KB unsur penting cegah stunting
