Kulon Progo (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Aris Syarifuddin meminta pemerintah kabupaten setempat mengalokasikan dana keistimewaan untuk percepatan penanganan dan penurunan kemiskinan.
Aris Syarifuddin di Kulon Progo, Senin, mengatakan angka kemiskinan di Kulon Progo pada 2024-2025 ini sebesar 14,53 persen atau 67.250 jiwa.
"Penanganan kemiskinan di Kulon Progo dibutuhkan program-program yang tepat, termasuk dana keistimewaan (danais) dapat difokuskan dalam penanganan kemiskinan setelah kegiatan wajib pertanahan hingga tata ruang. Kami berharap danais ini mampu dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan, sehingga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat," kata Aris.
Lebih lanjut, Aris berharap Pemda DIY dan Pemkab Kulon Progo ikut andil, jangan sampai ada kesenjangan empat kabupaten/kota di DIY. Artinya, Ketika Kabupaten Kulon Progo menjadi kabupaten termiskin di DIY, maka harapnya program penanganan kemiskinan fokus di Kulon Progo.
Program pemerintah pusat yang dapat mempercepat penanganan kemiskinan adalah pemberdayaan masyarakat lokal yang dilibatkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam menyajikan makan bergizi gratis (MBG). Begitu juga, SPPG mengambil bahan baku di sekitar lokasinya.
"Sehingga perputaran ekonomi di dapur MBG atau sekitar SPPG begitu terasa dampaknya bagi masyarakat, dan harapanya dapat menurunkan kemiskinan di Kulon Progo," harapnya.
Politisi PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan I (Temon, Panjatan dan Wates) ini juga berharap program padat karya terus dilakukan.
"Padat karya juga mampu menurunkan kemiskinan, dengan terserapnya tenaga kerja keluarga kurang mampu dalam kegiatan padat karya," katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di Kulon Progo pada 2024-2025 sebesar 14,53 persen.
Ia mengatakan Kulon Progo merupakan kabupaten di DIY dengan tingkat kesuksesan yang tinggi dalam usaha menurunkan jumlah penduduk miskin di wilayahnya. Pada2016, jumlah penduduk miskin di Kulon Progo masih tercatat sebanyak 84.340 jiwa, pada 2025 berkurang menjadi 67.250 jiwa.
"Penurunan 2024 - 2025 di Kabupaten Kulon Progo 1,09 persen terbesar penurunannya dibanding Kabupaten Gunungkidul sebesar 1,03 persen, Kabupaten Bantul sebesar 0,12 persen, Kabupaten Sleman sebesar 0,75 persen dan Kota Yogyakarta sebesar 0,12 persen. Dari sisi jumlah penduduk miskin, sebenarnya Kulon Progo terkecil kedua setelah Kota Yogyakarta," kata Aris.
