BPBD Sleman melakukan persiapan penanggulangan bencana musim hujan

id bpbd sleman

BPBD Sleman melakukan persiapan penanggulangan bencana musim hujan

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Haris Martapa. ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan perencanaan dan upaya penanggulangan bencana utamanya dalam menghadap musim hujan tahun ini.

"Perencanaan meliputi penganggaran, pengurangan risiko bencana, peningkatan kapasitas menghadapi bencana dan pemetaan daerah rawan bencana yang bisa terjadi saat musim hujan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Haris Martapa di Sleman, Jumat.

Menurut dia, upaya atau langkah dalam menghadapi risiko bencana alam pada musim hujan, BPBD Sleman terus mengoptimalkan berbagai upaya pengurangan risiko bencana, khususnya potensi banjir lahar hujan di aliran sungai berhulu Gunung Merapi.

"Kemudian antisipasi potensi terjadinya tanah longsor dan cuaca ekstrem," katanya.

Ia mengatakan, salah satu fokus utama BPBD Sleman adalah penguatan dan optimalisasi sistem peringatan dini. Melalui sistem ini, masyarakat bisa mendapatkan informasi cepat dan akurat mengenai potensi bencana, sehingga dapat melakukan langkah antisipasi sejak dini.

"Selain itu, kami juga memperkuat koordinasi dengan BMKG, baik dalam pemantauan data curah hujan maupun penyampaian informasi prakiraan cuaca. Informasi dari BMKG kami terjemahkan menjadi peringatan dini di tingkat lokal yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat," katanya.

Haris mengatakan, langkah lainnya yakni melakukan koordinasi dengan beberapa instansi terkait, pemerintah desa, serta relawan untuk memastikan kesiapsiagaan di lapangan, termasuk kesiapan jalur evakuasi, tempat pengungsian, hingga logistik darurat.

"Dengan langkah-langkah ini, kami berharap risiko bencana selama musim hujan dapat ditekan seminimal mungkin dan masyarakat bisa merasa lebih aman," katanya.

Ia mengatakan, BPBD Sleman juga melakukan program peningkatan kapasitas masyarakat menghadapi bencana. Terdapat empat program BPBD dalam upaya peningkatan kapasitas masyarakat menghadapi bencana.

"Empat program tersebut meliputi Kaltana (Kalurahan/Desa Tangguh Bencana). Seluruh kalurahan (86 kalurahan) di Sleman saat ini telah terbentuk menjadi Kalurahan Tangguh Bencana yang mempunyai unit pelaksana penanggulangan bencana yang didukung oleh komunitas relawan setempat untuk melaksanakan kegiatan prabencana seperti mitigasi bencana, sosialisasi maupun kegiatan siaga darurat seperti mempersiapkan sumberdaya dan pemantauan informasi," katanya.

Kemudian Program SPAB atau Satuan Pendidikan Aman Bencana. Pelatihan fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana dengan dibekali dengan ilmu dan praktek untuk menjadi fasilitator diharapkan fasilitator yang dilatih dapat membentuk SPAB secara mandiri yang terdokumentasi dengan baik dan berkelanjutan.

"Pembentukan SPAB juga diakhiri dengan simulasi penanganan bencana agar seluruh warga sekolah dapat mengetahui dan memahami standar operasi dan prosedur tetap pada tahap saat bencana," katanya.

Sedangkan program ketiga, BPBD secara aktif melakukan peningkatan kapasitas komunitas relawan dengan pelatihan dan pemberian bantuan peralatan bagi 70 komunitas relawan. BPBD Kabupaten Sleman juga membekali 2.481 orang dengan perlindungan jaminan kesehatan (BPJS Ketenagakerjaan)

"Program keempat yakni melakukan kegiatan Gladi Kesiapsiagaan Bencana Tanah Longsor yang berlokasi di beberapa daerah rawan longsor di Kapanewon (Kecamatan) Prambanan dengan tujuan melatih koordinasi antara pemangku wilayah di padukuhan, kalurahan, kapanewon dan kabupaten," katanya.

Dalam menghadapi musim hujan, kata dia, BPBD Sleman telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana berdasarkan Kajian Risiko Bencana yang sudah disusun. Dari hasil kajian tersebut, terdapat beberapa ancaman yang perlu diantisipasi bersama.

"Pertama, potensi banjir lahar hujan di aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Berdasarkan data, terdapat 54 kalurahan di 15 kapanewon yang dilewati aliran sungai tersebut, sehingga wilayah ini menjadi prioritas pengawasan dan kewaspadaan saat intensitas hujan tinggi," katanya.

Kedua, ancaman tanah longsor, terutama di wilayah perbukitan seperti Kapanewon Prambanan, Turi, Pakem, dan Cangkringan. Potensi longsor ini meliputi 14 kalurahan di 17 kapanewon yang perlu mendapat perhatian khusus, baik dalam aspek peringatan dini maupun kesiapsiagaan masyarakat.

"Ketiga, potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi di seluruh Kabupaten Sleman. Tercatat ada 44 kalurahan dengan tingkat risiko tinggi, terutama di wilayah yang padat penduduk atau memiliki lahan produktif luas, sehingga kerentanannya juga lebih besar," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan data dan SK Tanggap Darurat Cuaca Ekstrem pada 16 Mei 2025 hingga 31 Mei 2025 Nomor 36/Kep.KDH/A/2025 yang mencakup di wilayah Sleman utara (Pakem, Ngemplak, Ngaglik, Depok, Kalasan, Prambanan) yang menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan sosial, untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem/memasuki musim hujan.

Masyarakat agar memantau informasi resmi dari BMKG terkait peringatan dini. Masyarakat agar bersiaga saat terjadi hujan lebat atau angin kencang seperti jangan berteduh di bawah pohon atau di dekat tiang listrik, menjauhi benda yang mudah roboh dan jangan berkendara melewati air banjir.

"Masyarakat kami imbau untuk membersihkan saluran air/selokan pemukiman agar tidak tersumbat dan memotong ranting pohon yang rapuh di sekitar rumah," katanya.

Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) BPBD Sleman juga bersiaga 24 jam untuk respon cepat penanganan sehingga masyarakat dipersilakan menghubungi kontak yang tersedia untuk melaporkan kejadian, membutuhkan bantuan dan penanganan kejadian.

"Melalui pendekatan komprehensif, upaya mitigasi dan koordinasi terpadu dapat menjaga keselamatan diri dan mengurangi risiko maupun dampak dari bencana cuaca ekstrem," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.