Sleman, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjalin kerja sama dengan Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel untuk membentuk rintisan desa inklusi.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (Sigab) yang telah bekerja sama dan membantu kami dalam mewujudkan perjanjian kesepakatan bersama untuk membentuk rintisan desa inklusi ini," kata Penjabat Bupati Sleman Gatot Saptadi, Rabu.
Menurut dia, diharapkan kerja sama ini memberikan kontribusi positif bagi para penyandang disabilitas untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam berpartisipasi di setiap lini kehidupan.
"Guna mewujudkan rintisan desa inklusi di wilayah Kabupaten Sleman, diperlukan kerja yang bersinergi semua `stakeholder` di Sleman," katanya.
Ia mengatakan, dalam mewujudkan pembangunan desa inklusi perlu memiliki dua pondasi yang penting yaitu membangun sistem dan membangun jaringan.
"Karena itu dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Sigab dapat mewujudkan Desa Inklusi yang merupakan wujud komitmen nyata dan keseriusan Pemkab Sleman dalam mendukung program Desa Inklusi," katanya.
Gatot mengatakan, selain dukungan dari "stakeholder", untuk membangun Desa Inklusi, harus ada sistem penguatan kelompok difabel di desa inklusi dan penguatan kapasitas desa.
"Dalam hal ini kelompok difabel menjadi aset bagi desa. Selain itu harus diwujudkan layanan dan fasilitas publik untuk kelompok difabel," katanya.
Bupati berharap bagi para penyandang disabilitas dapat terlibat aktif dalam kegiatan di desa baik kegiatan politik, ekonomi, sosial, ataupun budaya.
"Jadi apabila nantinya ada penyandang disabilitas yang menjadi ketua BPD, ketua RW, ketua RT atau pun Karang Taruna merupakan hal yang biasa. Hal inilah yang juga harus difahamkan kepada khalayak bahwa secara politik penyandang disabilitas punya hak yang sama dengan masyarakat nonpenyandang disabiltas," katanya.
Program "pilot project" atau percontohan Desa Inklusi di Kabupaten Sleman telah dilaksanakan sejak Juni 2015 di dua desa yaitu Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah dan Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati.
"Pelaksanaan program ini telah mendapatkan dukungan dari `stakeholder` setempat dan mendapatkan respon yang positif. Program desa inklusi ini bisa disinergikan dengan program-program yang lain sehingga inklusi dalam berbagai aspek dapat terwujud secepatnya," katanya. ***4***
(V001)
Berita Lainnya
Dinas Sosial Kulon Progo menyalurkan bansos pemberdayaan ekonomi difabel
Jumat, 1 Maret 2024 10:38 Wib
Bupati Sleman: Pasar Godean baru lebih ramah difabel
Kamis, 22 Februari 2024 21:03 Wib
Ganjar-Mahfud upayakan penyetaraan bagi difabel
Minggu, 4 Februari 2024 17:13 Wib
Capres Ganjar: Rancangan pembangunan harus ramah penyandang disabilitas
Senin, 29 Januari 2024 4:23 Wib
Balai dan sentra Kemensos diminta tingkatkan pemberdayaan disabilitas di Indonesia
Jumat, 12 Januari 2024 2:41 Wib
Didik Nini Thowok gandeng siswa difabel menari di Keraton Ratu Boko Prambanan
Jumat, 29 Desember 2023 17:24 Wib
KPU RI tingkatkan partisipasi difabel pada Pemilu 2024
Sabtu, 25 November 2023 7:06 Wib
Kulon Progo menyediakan Pusat Informasi Wisata Inklusif untuk difabel
Rabu, 1 November 2023 22:38 Wib