Yogyakarta (Antara Jogja) - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Muhammad Iqbal Rachman meraih The Best Presentation Award dalam ajang 19th International Conference on International Migration Law and Right of Refugees (ICIMLRR), di Jeddah, Arab Saudi.
"Dalam kegiatan ICIMLRR itu saya mempresentasikan penelitian yang mengangkat isu tentang perlindungan bagi para pengungsi untuk memperoleh hak hidup yang layak, terbebas dari diskriminasi, dan perdagangan manusia," kata Muhammad Iqbal Rachman, di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, penelitiannya yang dipresentasikan dalam konferensi internasional itu, berjudul "Comparative Study on The Concept of Non-Refoulement Principle between International Law and Islamic Law".
"Pada saat presentasi ketika konferensi saya menjelaskan peran negara muslim dalam menangani kasus pengungsi yang notabene berasal dari negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Saya juga menjelaskan mengenai perbandingan hukum antara hukum internasional dan hukum Islam dalam memandang masalah pengungsi," katanya lagi.
Ia menjelaskan, penelitiannya itu dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas masalah pengungsi yang kini banyak terjadi di berbagai belahan dunia.
Para pengungsi itu kebanyakan merupakan korban konflik yang memporak-porandakan negerinya seperti di kawasan Timur Tengah.
Mereka kemudian eksodus ke negara-negara lain untuk mencari kehidupan yang aman dan lebih baik.
Alih-alih menemukan kedamaian, tidak sedikit pengungsi yang justru bertambah menderita akibat adanya diskriminasi dan bahkan menjadi korban perdagangan manusia, katanya pula.
Karena itu, menurutnya, dibutuhkan solusi bersama untuk menangani masalah tersebut. Dalam hal ini perlu pembaharuan kebijakan di antara kalangan negara muslim untuk lebih peka dan solid dalam membantu masalah pengungsi.
Selain itu, menurutnya lagi, juga perlu reformulasi kembali seperti pembaharuan Deklarasi Kairo melalui organisasi negara-negara muslim yang dinilai saat ini sudah tidak inovatif.
Ia mengemukakan ICIMLRR merupakan konferensi tingkat internasional yang membahas isu migrasi hukum internasional dan hak-hak pengungsi secara universal.
Agenda tersebut dilaksanakan rutin setiap tahun oleh organisasi World Academic of Science, Engineering, and Technology (WASET) yang beranggotakan para pakar interdisipliner dan multidisipliner dari seluruh dunia.
Menurut dia, tujuan kegiatan itu adalah mempertemukan para ilmuwan terkemuka, akademisi, peneliti, dan sarjana di dunia untuk bertukar pengalaman dari hasil penelitian yang dibawakannya.
"Semua makalah konferensi yang disampaikan ditinjau oleh pengulas yang kompeten dan pasca-konferensi, penelitian tersebut akan diterbitkan dalam Indeks Sains Internasional serta diserahkan untuk diindeks di Thomson Reuters, CiteSeerX, Google Books dan Google Scholar, IAFOR Journals, EBSCO, SCOPUS, ERA, dan ProQuest," katanya.
(U.B015)
Berita Lainnya
Kemenkumhan DIY melayani pembuatan paspor jemput bola di UII
Rabu, 1 Mei 2024 0:39 Wib
Mahfud MD: Saya tak pernah benar-benar pergi dari kampus
Selasa, 30 April 2024 19:04 Wib
UII Yogyakarta: Jokowi agar tetap menjadi teladan praktik kenegarawanan
Jumat, 2 Februari 2024 0:43 Wib
Srikandi BUMN mengajak UII tingkatkan keterwakilan perempuan di BUMN
Senin, 17 Juli 2023 17:20 Wib
Rektor UII menekankan resiliensi siber di era transformasi digital
Senin, 19 Juni 2023 23:32 Wib
Rektor UII mendesak MK pertahankan sistem pemilu terbuka
Rabu, 14 Juni 2023 4:56 Wib
Rektor UII: Kontestasi politik jangan menonjolkan identitas
Kamis, 11 Mei 2023 22:13 Wib
BKSPTIS meminta Permen PAN-RB soal peran fungsional dosen dikaji ulang
Selasa, 11 April 2023 12:08 Wib