Trotoar sekitar Stadion Kridosono akan ditinggikan

id trotoar stadion kridosono

Trotoar sekitar Stadion Kridosono akan ditinggikan

Stadion Kridosono (Foto hmministry.com)

Jogja (ANTARA Jogja) - Trotoar di sekitar Stadion Kridosono dan Jalan Magelang, Kota Yogyakarta, akan ditinggikan sehingga ideal, sekaligus memberikan perlindungan bagi pejalan kaki.

"Saat ini trotoar di sekitar Stadion Kridosono dan Jalan Magelang kondisinya kurang ideal. Ketinggian trotoar dibanding jalan hanya sekitar lima centimeter," kata Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta Toto Suroto di Yogyakarta.

Menurut dia, pihaknya berencana melakukan peninggian trotoar sehingga ketinggiannya dari jalan raya mencapai 20 centimeter.

Dengan ketinggian tersebut, lanjut dia, diharapkan hak pejalan kaki menjali lebih terlindungi karena mobil atau kendaraan lain tidak akan menggunakan trotoar sebagai tempat parkir.

"Khusus untuk di sekitar Stadion Kridosono, di bawah trotoar juga terdapat saluran air. Peninggian trotoar itu juga berfungsi untuk melindungi saluran air yang ada," katanya.

Toto memperkirakan proses peninggian trotoar di sekitar Stadion Kridosono tersebut akan dimulai dengan proses pengadaan melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Yogyakarta mulai Juni atau Juli.

Sedangkan untuk peninggian trotoar di sepanjang ruas Jalan Magelang yang dimulai dari batas Kota Yogyakarta tersebut akan diupayakan untuk meminta bantuan "sharing" dana dengan Provinsi DIY.

"Pemeliharaan trotoar memang diambilkan dari anggaran Pemerintah Kota Yogyakarta, tetapi untuk perbaikan trotoar akan dikoordinasikan dengan provinsi karena Jalan Magelang adalah jalan nasional," katanya.

Ia mengatakan perbaikan trotoar di seputar Stadion Kridosono dan Jalan Magelang tersebut baru akan dilakukan dengan kualifikasi standar, yaitu belum memberikan tambahan fasilitas untuk kaum difabel, seperti penanda untuk tuna netra.

"Tetapi, untuk penggal trotoar akan dibuat secara khusus, sehingga kaum difabel yang menggunakan kursi roda juga bisa mengaksesnya," katanya.

Selain di kedua lokasi tersebut, kondisi trotoar yang ditempati pedagang kaki lima (PKL) souvenir Malioboro pun sudah mengalami kerusakan.

Namun pihaknya, lanjut Toto, belum bisa melakukan perbaikan karena harus berkoordinasi dengan pedagang dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro karena pekerjaan perbaikan harus dilakukan malam hari saat trotoar tidak digunakan untuk berdagang.

"Karenanya, untuk perbaikan jalur lambat Malioboro pun akan dilakukan dengan pengelupasan aspal karena ketinggian trotoar sudah sangat rendah, hanya sekitar 5 centimeter dari jalan," katanya.

Oleh karena itu, dana perbaikan jalur lambat Malioboro yang sudah dianggarkan sebesar Rp1,1 miliar pun diperkirakan tidak cukup jika memang harus dilakukan pengelupasan.

"Kami akan meminta anggaran dari pusat untuk pekerjaan ini. Tambahan anggarannya bisa mencapai 50 persen dari dana yang sudah disediakan," katanya.

Sementara itu, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta Suparlan mengatakan, perbaikan sarana dan prasarana tersebut memang cukup baik, tetapi esensi dari pemberian hak kepada pejalan kaki tersebut bukan hanya sebatas perbaikan secara fisik.

"Perlu didukung dengan kebijakan strategis dari pemerintah seperti dimasukkan dalam rencana tata ruang dan wilayah," katanya.

Walhi memperkirakan, kondisi trotoar di Kota Yogyakarta yang masih cukup ideal adalah sekitar 20 hingga 30 persen. (E013)