Sultan dukung pengajuan Sardjito sebagai Pahlawan Nasional

id Sarjito pahlawan nasional

Sultan dukung pengajuan Sardjito sebagai Pahlawan Nasional

Prof. Dr. Sardjito (mgb.gt.web.id)

Yogyakarta (ANTARA Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mendukung pengajuan rektor pertama Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sardjito sebagai pahlawan nasional.

"Sejarah telah mencatat perjalanan Sardjito dalam dunia kedokteran dan pendidikan di Indonesia luar biasa. Dalam setiap tanggung jawabnya, Sardjito memiliki kesadaran penuh terhadap posisinya sebagai manusia Indonesia yang nasionalis," kata Sultan di Yogyakarta, Rabu.

Pada seminar "Pengusulan Sardjito Sebagai Pahlawan Nasional" itu Sultan mengemukakan bahwa selama 80 tahun hidupnya, Sardjito selalu berkarya bagi masyarakat dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai dokter, pendidik, sekaligus pejuang kemerdekaan.

"Jadi, selaku gubernur maupun pribadi saya mendukung usulan gelar pahlawan nasional untuk Sardjito," kata Sultan.

Ia mengatakan, selama ini Sardjito seperti sosok pahlawan yang terlupakan. Padahal, jasanya sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan, terutama jasa pelayanan kesehatan kepada para prajurit pejuang kemerdekaan.

"Pada waktu itu Sardjito mengupayakan ketersediaan obat-obatan dan vitamin bagi para prajurit serta membangun pos kesehatan untuk tentara di Yogyakarta dan sekitarnya," katanya.

Menurut dia, sebagai "founding father", Sardjito telah meletakkan dasar-dasar pemikiran dan arahan pendidikan di UGM yang saat itu merupakan tumpuan rakyat Indonesia untuk mencapai kemajuan.

Padahal, kata dia, menjadi pemimpin UGM pada masa itu merupakan tugas yang amat berat. Tak ada pemasukan berlimpah dari uang kuliah mahasiswa dan keuntungan penyewaan gedung seperti saat ini.

"Gedung UGM belum bisa menampung seluruh mahasiswa, dan dosen yang masih sulit didapat. Dalam kondisi tersebut Sardjito tampil dengan idealisme yang tinggi membangun UGM," katanya.

Ia mengatakan, saat ini semakin sedikit sarana bagi mahasiswa khususnya UGM untuk mempersatukan kepentingannya. Berbagai kelas sosial dan latar belakang keilmuwan kian memisahkan dan menjauhkan mahasiswa dari realitas.

"Kita belum sampai pada cita-cita luhur Sardjito, yaitu menjadi intelektual yang kerakyatan," katanya.

Ketua Tim Pengusul Gelar Pahlawan Sardjito, Sutaryo mengatakan, usulan penganugerahan gelar pahlawan itu antara lain berasal dari UGM, Rumah Sakit Dr Sardjito, Universitas Islam Indonesia (UII), dan didukung oleh pihak keluarga.

"Kami berharap tahun ini pemerintah bisa memberikan anugerah gelar pahlawan kepada peletak dasar pendidikan Pancasila di Indonesia tersebut," katanya.

Sardjito lahir di Purwadadi, Magetan, Jawa Timur, 13 Agustus 1889. Sardjito meninggal dunia pada 5 Mei 1970.

Ayahnya bernama Sadjit, seorang guru. Anak kandung Sardjito hanya satu orang, yakni Poedji Utomo yang telah meninggal dunia pada 2005.
(B015)