Jakarta (ANTARA Jogja) - Tim Selatan Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia (Seven Summits) Wanadri yang melakukan pendakian ke Puncak Everest (8.848 mdpl) dihadapkan pada jalur es yang rusak, sehingga dianggap berbahaya untuk dilalui.
Pendakian melalui jalur Nepal yang dilakukan oleh Ardeshir Yaftebbi dan Fadjri Al Luthfi serta didukung oleh sherpa (pemandu) saat ini sudah berada di Everest Base Camp yang berada di ketinggian kurang lebih 5.300 mdpl.
Berdasarkan laporan dari Ardeshir Yaftebbi, Jumat, tim akan kembali melakukan aklimatisasi lagi ke Camp 1 Pumori di ketinggian 5.900 mdpl. Hal ini dilakukan untuk mengupayakan agar tim bisa bergerak cepat saat melewati ice fall.
"Kondisi Khumbu Ice Fall tahun ini lebih berbahaya. Jalur rusak setiap hari, sampai Ice Fall Doctor (Sherpa spesialis ice fall) yang sudah berpengalaman selama 25 tahun bingung mau berbuat apa." kata Ardeshir dalam surat elektroniknya.
Menurut dia, dengan kondisi yang ada saat ini pihaknya berusaha realistis yang salah satunya dengan terus melakukan proses aklimatisasi. Setelah itu akan melakukan program selanjutnya yang telah dijadwalkan.
Setelah aklimatisasi di Camp 1, tim selatan selanjutnya akan melakukan aklimatisasi di Camp III yang kemungkinan akan dilakukan Minggu (29/4). Hanya saja, penetapan waktu masih bersifat tentatif dan berpeluang berubah.
"Kondisi tim sehat. Untuk cuaca cerah dengan suhu berkisar 5-10 derajat celcius," kata pimpinan pendakian Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia dari Wanadri itu.
Sebelum melakukan aklimatisasi ke Camp I Pumori di ketinggian 5.900 mdpl beristirahat di Everest Base Camp. Hanya saja, tim sengaja turun ke Gorak Shep untuk mengirim berita dan data yang harus dilaporkan.
Tim Utara ke "base camp"
Sementara itu, Tim Utara Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia (Seven Summits) Wanadri yang melakukan pendakian ke Puncak Everest (8.848 mdpl) bergerak menuju Advance Base Camp yang berada di ketinggian 6.500 mdpl.
Tim yang melakukan pendakian melalui Nepal ini sekarang berada diketinggian 5.800 mdpl. Sesuai dengan rencana tim yang beranggotakan Nurhuda dan Iwan Irawan serta pemandu akan bergerak menuju Advance Base Camp, Sabtu (28/4).
"Aklimatisasi di 5.800 telah dilakukan. Selanjutnya menuju ke Advance Base Camp. Disini kita akan camping," kata Nurhuda melalui Satphone, Jumat.
Menurut Nurhuda, setelah melakukan pendakian ke Advance Base Camp, tim pendaki akan langsung bergerak menuju Northcol yang berada di ketinggian 7.000 mdpl. Jika kondisi tim bagus, kemungkinan akan melakukan camping.
Jika kondisi tim kurang memungkinkan, kata dia, tim akan kembali ke Advance Base Camp. Setelah proses aklimatisasi selesai tim akan turun ke Everest Base Camp yang berada di ketinggian 5.300 mdpl. Hingga saat ini kondisi pendaki sehat.
Pendakian melalui Tibet berbeda dengan melalui Nepal termasuk suhu. Jika suhu pendakian melalui Nepal antara 5-10 derajat Celsius, sedangkan melalui Tibet antara -9 sampai -12 derajat Celcius.
Sementara itu, Tim Selatan (melalui Nepal) yang beranggotakan Ardeshir Yaftebbi dan Fadjri Al Luthfi yang dihadapkan dengan rusaknya jalur pendakian es, bersama pemandu berusaha melakukan aklimatisasi agar bisa berjalan cepat di lintasan es.
Sesuai dengan tahapan dan jadwal yang ada, para pendaki ini akan melakukan pendakian ke puncak tertinggi dunia itu antara 16-20 Mei mendatang. Rentang waktu itu dinilai tepat sesuai dengan musim pendakian.
Jika semua pendaki ini sukses mencapai puncak tertinggi di dunia ini dan mampu menancapkan Bendera Merah Putih maka layak disebut "Seven Summiters". Sebutan ini merupakan idaman bagi seorang pendaki gunung diseluruh dunia.
Sebelumnya, pendaki dari Wanadri ini telah mendaki enam puncak tertinggi dienam benua yaitu Puncak Ndugu-Ndugu atau Cartenz Pyramid (4.884 mdpl) di Papua, Puncak Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania, Puncak Elbruz (5.642 mdpl) di Rusia.
Selanjutnya melakukan pendakian Puncak Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina hanya saja satu pendaki yaitu Gina Afriani gagal sampai punca. Setelah itu dilanjutkan ke Puncak Denali/Mc Kinley (6.194 mdpl) di Alaska dan Puncak Vinson Massif (4.897 mdpl) di Antartika.
(B016)
