Yushinta profesor pengusaha kepiting tanpa cangkang

id yushinta profesor pengusaha kepiting

Yushinta profesor pengusaha kepiting tanpa cangkang

Prof Dr Ir Yushinta Fujaya, M.Si (Foto fauzimsp.wordpress.com)

Jakarta (ANTARA Jogja) - Dosen Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar, Prof Dr Yushinta Fujaya kini makin sukses menjadi pengusaha kepiting Soka tanpa cangkang, yang merupakan hasil risetnya sejak 2007.

"Hasil riset ini baru dikomersialkan pada Januari 2011, tapi sekarang sudah diekspor ke Hongkong, Jepang hingga Amerika Serikat melalui pihak lain di Surabaya," kata Yushinta di Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan keunggulan dari kepitingnya adalah tampilan tubuhnya yang tidak bercangkang namun tetap berbentuk kepiting, lengkap dengan kaki-kaki dan capitnya, sehingga bisa dimakan seperti layaknya makanan lunak rasa kepiting.

Menurut dia, kepiting tersebut bisa seperti itu karena mengkonsumsi ekstrak bayam yang mengandung hormon "molting" dan berfungsi melepaskan cangkang.

"Hormon ini sudah ada pada kepiting. Dengan tambahan sedikit saja hormon ini kepiting melepaskan cangkangnya setelah dua minggu. Biasanya kepiting melepas cangkang setelah berbulan-bulan, bahkan lebih dari enam bulan. Saat itu kepiting juga sedang mulai menumbuhkan cangkang baru," katanya.

Hormon tersebut, kata dia, memberi kode pada sistem pertumbuhan kulit dan merangsang untuk melepas cangkang, sehingga setelah berumur dua minggu, kepiting sungai ini bisa dipanen.

"Tak lama lagi orang Jepang yang mengimpor kepiting ini akan datang ke sini untuk melihat bagaimana perlakuan terhadap hewan ini dan apakah merupakan makanan sehat. Saya katakan semuanya alami," katanya sambil mengatakan risetnya didanai insentif Kementerian Riset dan Teknologi.

Untuk membudidayakan kepiting Soka ini, ia membina lebih dari 20 petani kepiting di Kabupaten Barru. Hasil produksi kepitingnya mencapai 200 kg per hari atau 2-3 ton per bulan.

"Karena zat kalsiumnya ditahan di tubuh kepiting, maka kandungan kalsium kepiting Soka lebih besar dari biasanya. Sedangkan soal kolesterol, karena kulitnya yang masih lembut itu juga dimakan, maka masih ada penetralnya," katanya sambil menambahkan kini pihaknya juga sedang mengembangkan kepiting laut.

Petani menjual kepitingnya Rp55 ribu per kg untuk diproses lebih lanjut. Jika sudah dikemas, harganya menjadi Rp90 ribu setiap kemasan 500 gram.

(D009)