Tiga tokoh nasional dijadikan nama gedung UII

id tiga tokoh nasional dijadikan nama

Tiga tokoh nasional dijadikan nama gedung UII

Kampus pusat UII Yogyakarta (Foto mohammedsyariffudinzhein.blogspot.com)

Jogja (ANTARA Jogja) - Tiga tokoh nasional Ki Bagoes Hadikoesoemo, Soekiman Wirjosandjojo, dan Mohammad Yamin dijadikan nama gedung Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, sebagai penghargaan atas jasa-jasa mereka dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

"Nama Ki Bagoes untuk Gedung Olahraga, Soekiman untuk Gedung Fakultas Kedokteran, serta Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya, dan Yamin untuk Gedung Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII)," kata Rektor UII Edy Suandi Hamid peresmian pemberian nama gedung itu di Yogyakarta, Minggu.

Menurut Edy, ada maksud dan niat mulia di balik penamaan gedung-gedung tersebut. Penggunaan nama tidak lepas dari kontribusi yang telah disumbangkan bagi UII dan kontribusinya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Melalui pemberian nama juga menunjukkan bahwa UII tidak pernah melupakan jasa-jasa para pendahulu yang dengan jerih payahnya telah memberikan yang terbaik bagi universitas yang sampai hari ini menjadi perguruan tinggi nasional yang terus mengalami perkembangan," katanya.

Ia mengatakan melalui momentum penamaan gedung juga diharapkan dapat memberikan inspirasi khususnya bagi sivitas akademika UII sekaligus dapat meneladani semangat perjuangan yang telah mereka contohkan.

"Dalam konteks berdirinya UII yang semula bernama Sekolah Tinggi Islam (STI), Ki Bagoes Hadikoesoemo dan Soekiman Wirjosandjojo merupakan di antara tokoh-tokoh yang terlibat langsung dalam rapat Masjoemi yang salah satu isinya tentang rencana pendirian STI," katanya.

Menurut dia, dalam rapat tersebut Ki Bagoes merupakan salah satu perwakilan dari PB Muhammadiyah, sedangkan Soekiman merupakan salah satu perwakilan dari kalangan ulama dan intelektual. Selain itu, peran penting juga ditunjukkan oleh Mohammad Yamin, yang menjadi anggota senat STI pada masa Rektor Magnificus KH Abdul Kahar Mudzakkir.

"Jika dilihat peranannya dalam konteks berdirinya Republik Indonesia, sosok Ki Bagoes merupakan pemimpin Muhammadiyah yang besar andilnya dalam penyusunan Mukadimah UUD 1945, karena ia termasuk anggota Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia (PPKI)," katanya.

Ia mengatakan peran Ki Bagoes sangat besar dalam perumusan Mukadimah UUD 1945 dengan memberikan landasan ketuhanan, kemanusiaan, keberadaban, dan keadilan. Pokok-pokok pikirannya dengan memberikan landasan-landasan itu disetujui oleh semua anggota PPKI.

Sementara itu, Soekiman ketika menjadi ketua Indische Vereniging di Belanda pada 11 Januari 1925, berhasil mengubah nama Indische Vereniging menjadi Perhimpoenan Indonesia.

"Setelah itu kata Indonesia mulai dikenal dan kemudian organisasi-organisasi muncul dengan kata Indonesia sebagai nama organisasinya. Hal itu mengokohkan posisi Indonesia di mata Belanda melalui pergerakan politik," katanya.

Menurut dia, semasa pendudukan Jepang (1942-1945), sosok Mohammad Yamin merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam sidang BPUPKI, Yamin banyak memainkan peran, di antaranya berpendapat agar hak asasi manusia dimasukkan ke dalam konstitusi negara.

Dengan menggunakan nama tokoh-tokoh tersebut, kata dia, maka gedung-gedung di UII menjadi gedung yang terbuka untuk seluruh sivitas akademika UII. Tidak lagi terbatas oleh unit, fakultas atau satuan lainnya yang diidentikkan dengan nama gedung sebelumnya.

"Dengan demikian, semangat inklusif akan menjadi ciri khas UII dalam pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada," kata Edy.

(B015)