Penerbang-Navigator TNI AU punya arti strategis

id pesawat latih sekbang

Penerbang-Navigator TNI AU punya arti strategis

Pesawat Charlie/T-34 sedang mengudara melaksanakan latihan (http://tni-au.mil.id/)

Jogja (Antara Jogja) - Penerbang dan navigator merupakan personel inti kekuatan udara dan masa depan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara karena mempunyai arti strategis sebagai penegak sayap pertahanan Tanah Air.

"Oleh karena itu penerbang dan navigator Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) harus mampu memenuhi tuntutan masa depan, baik dalam situasi perang maupun tidak," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia pada upacara pelantikan 32 penerbang dan sembilan navigator TNI AU "Wing Day" di Pangkalan Udara (Lanud) Adisutjipto, hal itu penting karena jika ada gangguan dirgantara, TNI AU yang paling depan.

"Selain kemampuan diri, budaya keselamatan terbang dan kerja juga harus menjadi pijakan penerbang dan navigator. Ketaatan aturan dan prosedur tidak dapat ditawar terutama terkait sikap `airmanship` di udara maupun di darat," katanya.

Ia mengatakan, penerbang dan navigator sebagai perwira TNI AU harus bertakwa kepada Tuhan, selalu menghayati makna Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, dan meningkatkan profesionalisme.

"Siapkan simulasi agar mampu melaksanakan tugas dengan baik. Saat prajurit bisa menyelesaikan tugas dengan baik itu merupakan kebanggaan organisasi dan negara," katanya.

Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adusutjipto Mayor Sus Hamdi Londong Allo mengatakan, 32 penerbang yang dilantik merupakan lulusan Sekolah Penerbang (Sekbang) A-83 dan sembilan navigator lulusan Sekolah Navigasi (Seknav) A-11.

"Ke-32 penerbang itu merupakan penerbang kelas II dengan 0-4.000 jam terbang. Penerbang itu memperkuat skadron di jajaran TNI AU dengan penempatan 11 penerbang pesawat tempur, 12 orang penerbang pesawat angkut, dan sembilan penerbang pesawat heli," katanya.

Menurut dia, mereka telah menyelesaikan bina terbang dengan kemampuan aerobatik, "instrument fligh", terbang malam, terbang formasi, terbang ketinggian rendah, "round robin", dan navigasi udara.

"Dalam bina terbang, mereka harus menyelesaikan 60 jam terbang dengan pesawat AS 202 Bravo dan 120 jam terbang dengan pesawat T-34 Charlie," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024