ISEI: Indonesia dapat manfaatkan potensi AEC

id isei: indonesia dapat

ISEI: Indonesia dapat manfaatkan potensi AEC

ASEAN Economic Community (Foto en.aectourismthai.com)

Jogja (Antara Jogja) - ASEAN Economic Community yang mulai diberlakukan pada 2015 menyimpan potensi yang dapat dimanfaatkan oleh para anggotanya, termasuk Indonesia, kata Ketua Bidang Organisasi Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Edy Suandi Hamid.

"Potensi itu antara lain kemudahan akses sumber daya produksi yang lebih kompetitif, dan harga barang maupun jasa yang lebih murah. Namun, semua itu memerlukan kesiapan yang matang," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, saat ini belum semua daerah di Indonesia memiliki kesiapan yang matang untuk dapat bertahan dan unggul dalam skema perdagangan bebas di ASEAN.

"Kami melihat penyediaan infrastruktur di daerah masih belum memadai dan daya saing ekonomi lokal belum mumpuni," kata Edy yang juga Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Ia mengatakan, kesiapan Indonesia dinilai masih kurang dalam memasuki era perdagangan yang serba kompetitif. Terlebih di tingkat daerah, perekonomian lokal dinilai belum mempunyai daya saing kuat untuk dapat bertahan.

Oleh karena itu, dorongan untuk memperkuat daya saing perekonomian lokal perlu terus digalakkan. Dalam hal ini penting memanfaatkan sebaik mungkin peluang perdagangan dengan negara ASEAN dalam upaya memperbaiki neraca perdagangan.

"Kita punya banyak komoditas perdagangan dengan nilai ekspor tinggi yang banyak dihasilkan oleh industri kecil menengah di daerah," katanya.

Ia mengatakan isu-isu itu akan dibahas dalam Seminar Nasional dan Sidang Pleno ISEI XVI bertema "Mempercepat Penguatan Daya Saing Ekonomi Daerah Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015" di Jambi pada 18-20 September 2013.

Kegiatan yang akan dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa itu, bertujuan menganalisis dimensi daya saing ekonomi nasional dan ekonomi daerah, serta mengidentifikasi sektor dan produk andalan ekonomi daerah untuk kemudian memetakan peluang dan tantangan yang dihadapi dunia usaha.

Selain seminar sebagai kegiatan utama, panitia juga mengagendakan beberapa sidang pleno yang akan diisi para pakar ekonomi, baik dari kalangan praktisi maupun akademisi.

Menurut dia, sidang pleno tersebut diharapkan dapat menghasilkan pemikiran kontributif bagi pemerintah dan para pengambil kebijakan terkait upaya menguatkan daya saing ekonomi daerah dalam menghadapi perdagangan bebas kelak.

"Dalam kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini sedang bergejolak, maka tema itu semakin penting untuk dibahas. Terlebih jika melihat defisit neraca perdagangan Indonesia yang mencapai 2,31 miliar dolar AS," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024