Gunung Kidul (Antara Jogja) - Badan SAR Nasional Pos SAR Yogyakarta menyatakan jenazah korban Kapal KM Akau Jaya Sembilan yang karam di sekitar Pantai Toro Udan, Kanigoro, Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, adalah nakhoda kapal Sutaryo (30).
Setelah dilakukan identifikasi, jenazah korban itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY, kata Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono di Gunung Kidul, Jumat.
Sebelumnya, korban Sutaryo dievakuasi dari Pantai Nguyahan, lalu dibawa ke Posko SAR Pantai Baron, kemudian dibawa ke RS Bhayangkara, kata Agus Haryono dalam siaran persnya.
Hingga kini, lanjut Agus, Basarnas masih terus melakukan upaya pencarian dan pengecekan data-data korban dengan menghubungi pihak pemilik PT AKFI Iwan di Denpasar selaku perusahaan yang menaungi kapal tersebut.
"Pemiliknya akan mengutus karyawan untuk mengecek kebenaran tenggelamnya kapal tersebut dan kondisi kapal," katanya.
Hingga kini, kata Agus, pihaknya belum akan mengecek kondisi kapal karena kondisi medan cukup sulit karena terdapat karang yang terjal dan ketinggian ombak yang mencapai 4 meter.
"Dengan kondisi seperti ini, kami belum mengecek kondisi di dalam kapal apakah masih ada anak buah kapal (ABK) atau tidak" kata dia.
Humas Kantor SAR Semarang Aris Triyono mengatakan bahwa tim SAR gabungan akan kembali melakukan pencarian besok pagi.
"Kami akan melanjutkan pencarian besok pagi dengan pertimbangan kondisi cuaca," katanya.
Sampai saat ini diperkirakan ada delapan ABK kapal yang belum ditemukan.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Yogyakarta Tony Agus Widjaya memprakirakan ada gangguan cuaca dalam beberapa hari terakhir.
Hal itu diketahui dengan peningkatan kecepatan angin mencapai 60 km/jam sehingga menyebabkan ketinggian gelombang laut mencapai 3 meter.
"Ini karena perbedaan tekanan udara antara perairan selatan dan utara Indonesia. Namun, gangguan ini hanya jangka pendek," katanya.
Menurut Toni, gangguan itu akan terjadi selama seminggu, dan sudah berlangsung selama tiga hari.
"BMKG sudah memberikan informasi kepada daerah di Yogyakarta," kata dia.
(KR-STR)
