Tanjung, Kalsel (Antara Jogja) - Seniman Nurdiansyah Nunci berpendapat bahwa pergelaran budaya tradisional melalui Karnaval Etnik Tabalong, Kalimantan Selatan, merupakan kesempatan baik untuk mempromosikan budaya Dayak-Banjar.
Untuk memanfaatkan peluang promotif itu, para peserta karnaval hendaknya menampilkan busana yang menonjolkan ikon lokal atau budaya tradisional Dayak-Banjar termasuk tokoh dalam cerita rakyat maupun legenda, kata Nunci di Tanjung, Kamis.
Karnaval Etnik Tabalong, 1 Februari, merupakan pagelaran busana berbasiskan budaya tradisional Dayak-Banjar serta ikon lokal seperti tokoh dalam cerita rakyat, legenda, benda hingga flora dan fauna.
Dalam karnaval itu akan tampil sekitar 200 peserta dari puluhan sanggar seni di Tabalong, bahkan ada satu sanggar yang mengikutkan 60 anggotanya untuk mengikuti lomba busana tradisional tersebut.
Salah satu peserta adalah Sanggar Regan Tatau dari Kecamatan Upau.
Direktur Eksekutif Yayasan Putra dan Putri (Pusaka) Tabalong Firman Yusi mengatakan mengerahkan 60 anggotanya untuk tampil pada karnaval di Stadion Saraba Kawa, Pembataan Kecamatan Murung Pudak.
"Peserta karnaval yang sudah mendaftar sekitar 200 orang lebih dan didominasi dari sanggar seni dari Kecamatan Upau," kata Firman.
Karnaval etnik Tabalong merupakan rangkaian dari Festival Etnik Tabalong III yang akan digelar pada hari yang sama, namun dilaksanakan malam hari dengan menampilkan aneka budaya dari tujuh sanggar seni.
(KR-RMD)