Kepala RSPAU apresiasi semangat Metiyem jaga kelestarian musik etnik

id Kepala RSPAU Hardjodikoro ,Pementasan musik etnik ,Metiyem

Kepala RSPAU apresiasi semangat Metiyem jaga kelestarian musik etnik

Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjodikoro Marsekal Pertama TNI Mukti Arja Berlian saat membuka pementasan musik etnik Metiyem di Pendhapa Ajiyasa, Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Sabtu (10/12/2022) malam (ANTARA/Hery Sidik)

Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjodikoro Marsekal Pertama TNI Mukti Arja Berlian mengapresiasi semangat Metiyem, grup musik etnik anak-anak muda asal Yogyakarta dalam menjaga serta melestarikan musik warisan leluhur Indonesia.

"Metiyem diambil dari bahasa Bali kuno, yang artinya adalah seekor merpati yang memiliki ketahanan dan kemampuan terbang membubung tinggi ke angkasa," kata Mukti Arja saat membuka pementasan karya Metiyem di Pendhapa Ajiyasa, Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Sabtu malam.

Menurut dia, Metiyem ini memiliki nilai filosofi yang begitu kuat, menunjukkan keinginan anak muda untuk menang, karena itu, semangat anak-anak muda yang ingin melestarikan musik etnik itu perlu terus didorong.

"Saya pribadi sangat mengapresiasi karya anak-anak muda ini, kita harus terus suport agar ke depan musik etnik ini bisa mendunia," katanya.

Metiyem beranggotakan Dio Brevi Fonda (kecapi Kalimantan), Reni Wiritanaya (vokalis), Yuanda Firmansyah (rapa'i), Aryapandu (suling bambu, flute), Rosa Virginia (keyboard), Febri Yusnando (siter, karinding), Tri Atmaja (bass), Imam Kurnia (gendang, suling), dan Muslim (dambus dan sape).

Dio Brevi mengatakan, dalam pementasan, Metiyem membawakan tiga lagu yang merupakan implementasi dari beberapa pola dasar etnis dari daerah instrumen tersebut, yang coba dielaborasikan secara harmonis dengan komposisi seindah mungkin tanpa menghilangkan keaslian dari masing-masing instrumen.

"Tiga lagu yang kami bawakan memiliki corak yang berbeda. Melalui tiga lagu ini, kami memberikan suatu pengenalan alat-alat musik dari Sulawesi, Aceh, Bangka Belitung, Jawa, dan Kalimantan Tengah," katanya.

Menurut dia, grup musik Metiyem ini terbentuk dari kekhawatiran mereka, sebab anak-anak muda jaman sekarang semakin sedikit yang mengenal bahkan memperdalam musik-musik etnik.

"Kalau di Jawa masih oke, karena banyak sekolah seni. Tapi kami ingin mengenalkan musik-musik etnik dari berbagai daerah, menjadi satu dalam sebuah musik yang harmonis. Jadi tidak hanya membawa musik Jawa, tapi kami ingin menyatukan musik Nusantara," katanya.

Selain pementasan karya dari Metiyem, rangkaian kegiatan sebelumnya telah diawali dengan berbagai pertunjukan kesenian dari berbagai daerah di antaranya tari Minang, Kalimantan serta Nusantara.