Pemkab upayakan Koperasi Legowo peroleh pinjaman lunak

id pemkab upayakan koperasi

Pemkab upayakan Koperasi Legowo peroleh pinjaman lunak

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo (Foto Antara/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengupayakan pinjaman lunak untuk Koperasi Simpan Pinjam Legowo melalui Badan Usaha Milik Daerah yakni Bank Pasar Kulon Progo.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Rabu, mengapresiasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Legowo di Patuk Kidul Pedukuhan X Desa Tirtorahayu Galur sudah berbadan hukum dengan nomor 82/BH/XV.3/IV/2014.

"Dengan memiliki badan hukum, maka koperasi ini telah resmi terdaftar di pemerintah, dan ini manfaatnya besar sekali untuk masyarakat," kata dia.

Bupati berpesan agar masyarakat terus bersemangat mengembangkan koperasi agar sukses.

Dengan tingginya kebutuhan modal pertanian ini, bupati mengintruksikan kepada Kepala Dinas Koperasi dan UMKM untuk membantu menghubungkan koperasi dengan BUMD Kulon Progo Bank Pasar melalui pinjaman lunak.

Ia juga meminta Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintah Desa dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) untuk terlibat dalam pemberdayaan masyarakat.

Bupati sangat menyambut baik semangat warga Patuk Kidul untuk berusaha maju, sehingga dengan semangat ini akan dapat meningkatkan dan mengangkat perekonomian dan kesejahteraan warga Patuk Kidul khususnya dan Desa Tirtorahayu, bahkan Kulon Progo.

Untuk memotivasi warga, Hasto juga menceritakan perjuangan Masril Koto warga Padang (Sumatera Barat) seorang anak petani yang bekerjakeras, sehingga sekarang mendirikan ratusan cabang Bank Tani dengan omset miliaran rupiah.

"Hal ini dapat menjadikan semangat warga patuk dalam mengelola koperasi simpan pinjam yang saat ini dibangun," kata Hasto.

Kepala Dusun Patuk Kidul, Purnomo mengatakan KSP Legowo diawali dengan adanya kelompok simpan pinjam petani, untuk mengampu permodalan pertanian melon dan cabai pada 2008, dengan peserta 25 warga, dengan modal awal Rp2,5 juta tiap peserta. Saat ini, modalnya sudah mencapai Rp81 juta.

"Dengan modal Rp81 juta ini, masih jauh dari kebutuhan warga Patuk Kidul untuk modal pertanian. Satu pedukuhan Patuk Kidul mampu menyerap modal sebanyak Rp2 miliar untuk satu musim tanam, sehingga harus bekerja sama dengan lembaga keuangan lainnya," kata Purnomo.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024