Kulon Progo kesulitan atasi abrasi pantai

id abrasi laut

Kulon Progo kesulitan atasi abrasi pantai

Ilustrasi (Foto ANTARA)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak bisa mencegah terjadinya abrasi di kawasan Pantai Bugel yang mengancam belasan rumah nelayan karena merupakan peristiwa alam.

Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Prabowo Suganda di Kulon Progo, Jumat, mengatakan salah satu cara untuk mengatasi abrasi adalah menanam pohon cemara udang di kawasan sabuk hijau.

"Abrasi merupakan kejadian alam. Abrasi yang semakin parah disebabkan kondisi sabuk hijau sepanjang pantai Kulon Progo rusak. Sabuk hijau banyak digunakan untuk tambak udang, bahkan gumuk pasir juga hilang," kata Prabowo.

Untuk sementara ini, kata Prabowo, penangan krisis sabuk hijau dipusatkan di sepanjang Pantai Congot hingga Glagah. Kedepan, pihaknya berharap, ada program penghijauan dari Pemda DIY dan Pemkab Kulon Progo melalui DKP dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH).

"Tahun ini, penghijaun sabuk hijau dipusatkan di wilayah barat," katanya.

Kepala BPBD Kulon Progo, Untung Waluyo mengatakan fenomena abrasi sudah mulai dirasakan sejak awal musim kemarau pada Mei. Kemarau berpengaruh pada suhu udara laut selatan hingga terjadi penurunan suhu rendah yang meninggikan gelombang pada malam hari.

"Dampak gelombang tinggi akibat cuaca ekstrim bisa kita lihat di sini, tepian pantai menjorok ke utara 100-150 meter dari lokasi semula hingga merusak hutan cemara udang. Ratusan rumah warga sepanjang Pantai Trisik hingga Bugel terancam abrasi karena ombak semakin mendekat," kata dia.

Menurut Untung, dampak cuaca ekstrim tidak hanya dirasakan Kulon Progo saja, namun sepanjang pantai di wilayah DIY. Diperkirakan, abrasi masih akan mengancam hingga Maret-April 2016.

"Kami minta masyarakat lebih waspada dan hati-hati mengingat banyak warga yang tinggal dan beraktivitas di pesisir pantai. Tidak hanya Pantai Bugel dan Pantai Trisik, seluruh masyarakat yang tinggal di pesisir pantai selatan Kulon Progo, kami minta meningkatkan kewaspadaan," imbaunya.

Sebagai langkah tindak lanjut, BPBD Kulon Progo akan meningkatkan pemahaman masyarakat akan ancaman bencana tsunami, memasang peralatan seperti Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini tsunami, serta menyiapkan petugas penyuluh pantai.

Meski demikian, Untung belum bisa memastikan, apakah ada penanganan lain dengan pembangunan infrastruktur yakni tanggul, atau penanaman mangrove sebagai penangkal tsunami.

"Kami akan laporkan peristiwa ini ke BPBD DIY," katanya.***1***

(KR-STR)


Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025