Bus masih jadi andalan pemudik kelas menengah-bawah meski 2 hari perjalanan

id mudik,mudik lebaran,lebaran 2025,Terminal Kampung Rambutan

Bus masih jadi andalan pemudik kelas menengah-bawah meski 2 hari perjalanan

Para calon penumpang bus dengan tujuan berbagai kota memadati area tunggu di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Sabtu (29/3/2025). ANTARA/Rizka Khaerunnisa

Jakarta (ANTARA) - Bus antarkota antarprovinsi (AKAP) masih menjadi pilihan utama masyarakat kelas menengah ke bawah untuk mudik ke kampung halaman, di tengah melonjaknya harga tiket pesawat menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah.

Meski harus menempuh perjalanan panjang, bahkan hingga dua hari, tarif bus yang jauh lebih terjangkau menjadi penyelamat banyak pemudik.

Najmi Nabila (30), salah satunya. Ia memilih naik bus lintas Sumatera tujuan Padang dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta. Alasannya, harga tiket pesawat yang selangit.

“(Harga) tiket pesawat naik dan kami telat pesan, seharusnya pesan sejak awal (jauh-jauh hari sebelum mendekati Lebaran sehingga lebih murah), sekarang sudah Rp3 jutaan. Ini (bus lintas Sumatera) hanya Rp800-an. Karena harga sih, harganya lebih terjangkau,” kata Najmi saat ditemui Sabtu (29/3).

Pilihan tersebut datang dengan konsekuensi: waktu tempuh lebih dari 24 jam, yang bisa molor hingga dua hari jika terkena antrean di Pelabuhan Merak. Bahkan, bus yang semestinya berangkat pukul 08.30 WIB justru ditunda hingga sore.

“Nggak tahu kami dapat Lebaran atau tidak, kayaknya nggak dapat juga (Salat Id di kampung halaman),” kelakar Najmi sambil tertawa getir, karena itu, ia berencana pulang ke Jakarta dengan pesawat demi menghemat waktu.

Cerita serupa datang dari Yuliati (55) yang membawa tujuh anggota keluarganya mudik ke Palembang. Dengan anggaran terbatas, mereka memilih naik bus meski harus merogoh kocek Rp600 ribu per orang.

“(Kami) bisanya (menggunakan) bus. Kalau pesawat, kami nggak sanggup, mahal. Ini (bus) juga mahal (menurut kami), ini saja sudah kena Rp600 ribu,” ujar Yuliati.

Baca juga: Menhub : Bus tak laik jalan harus berhenti beroperasi

Bagi keluarga ini, pengalaman mudik dengan bus lintas Sumatera adalah yang pertama. Biasanya, mereka memakai mobil pribadi dan menyeberang lewat Pelabuhan Merak.

“Mudah-mudahan Lebarannya hari Senin, jangan besok (Minggu). Kalau besok, nggak keburu untuk masak-masak (di kampung halaman),” harap Yuliati.

Di sisi lain, pihak pengelola terminal tak tinggal diam menghadapi lonjakan penumpang. Pengendali Terminal Kampung Rambutan, Mulyono, mengatakan telah berkoordinasi dengan operator bus agar layanan tetap lancar.

“Untuk mengatasi delay, kami siapkan juga bus bantuan atau tambahan. Untuk tidak memberi rasa kecemasan pada penumpang, setiap beberapa menit sekali kami akan memberikan informasi bahwa kendaraan yang akan dinaiki penumpang misalnya mengalami keterlambatan,” ujar Mulyono.

Tercatat, pada Sabtu (29/3) atau H-2 Lebaran, sebanyak 1.188 pemudik diberangkatkan dengan 57 bus dari pagi hingga pukul 14.00 WIB. Sehari sebelumnya, jumlah pemudik mencapai 3.324 orang dengan 165 bus.

Sejak H-10 Lebaran, jumlah penumpang terus meningkat signifikan—dari 744 orang menjadi 1.250 pada H-9, hingga puncaknya pada H-3 Lebaran.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bus masih jadi andalan pemudik kelas menengah-bawah

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025