UAJY Yogyakarta selenggarakan konferensi pemerhati burung

id pemerhati burung

UAJY Yogyakarta selenggarakan konferensi pemerhati burung

Konferensi Nasional Peneliti dan pemerhati Burung Indonesia diselenggarakan di Fakultas Teknobiologi Universitas Atmaja Jaya Yogyakarta, Kamis (4/3). Konferensi di tahun kedua ini mengusung tema "Pelestarian Burung untuk Keseimbangan Ekosistem". deng

Yogyakarta (Antara Jogja) - Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta menyelenggarakan Konferensi Nasional Peneliti dan Pemerhati Burung Indonesia II untuk merumuskan upaya strategis pelestarian burung di Indonesia.

"Konferensi ini sebagai wadah pertukaran informasi oleh para peneliti dan pemerhati tentang upaya pelestarian burung di alam," kata Ketua Panitia Konferensi Nasional Peneliti dan Pemerhati Burung Indonesia Pramayuda dalam pembukaan acara itu di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Kamis.

Konferensi Nasional itu, kata dia, juga akan menjadi media pertemuan ilmiah dengan memaparkan berbagai hasil penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan tentang burung (ornitologi).

Ilmu pengetahuan itu akan menjadi landasan upaya pelestarian burung demi keseimbangan ekosistem.

Menurut Pramayuda, mengacu data dari Birdlife International, Indonesia saat ini memiliki 1.615 jenis burung. Jumlah itu menjadikan Indonesia sebagai negara terkaya keempat di dunia akan jumlah jenis burung setelah Kolombia, Peru dan Brazil. Dari jumlah tersebut, 419 jenis di antaranya tidak ada di negara lain.

Namun demikian, kata dia, di Indonesia saat ini juga terdapat 132 jenis burung yang terancam punah yang antara lain disebabkan hilangnya habitat, serta penangkapan satwa untuk diperdagangkan.

Ia menyebutkan, beberapa burung katagori rentan punah di antaranya burung elang jawa, gelatik jawa, serta burung curik bali.

"Di pasar burung mungkin masih banyak, tetapi di alam sudah sulit ditemukan," kata Pramayuda yang juga dosen Fakultas Teknobiologi UAJY itu.

Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Hadi Daryanto berharap pertemuan para pemerhati serta peneliti burung itu dapat mendukung gerakan nasional penyelamatan burung di Indonesia.

Ia menyadari selain kaya akan jenis burung, Indonesia merupakan negara kedua terbesar untuk jumlah jenis-jenis burung yang terancam punah.

Menurut Hadi hasil dari konferensi para peneliti serta pemerhati burung juga diharapkan dapat menjadi pedoman pelepasliaran burung ke habitat aslinya seperti yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo di Kebun Raya Bogor pada 3 Januari 2016.

"Agar ada pedoman ilmiah sehingga kami tidak salah dalam upaya pelepasliaran burung," kata dia.

Konferensi nasional yang diselenggarakan 4-6 Februari 2016 itu mengundang berbagai pemerhati dan peguyuban burung seperti Paguyuban Pengamat Burung Yogyakarta, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Institut Pertanian Bogor, Burung Indonesia, P2B-LIPI, Raptor Indonesia (RAIN), Asian Raptor Rearch and Conservation Society (IHCS), Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjajaran, dan Burung Indonesia.
(L007)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024