Sleman (Antara) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya menekan angka gizi buruk karena dari pendataan masih dijumpai ribuan balita mengalami stunting atau tubuh pendek dikarenakan kekurangan gizi.
"Penyebab stunting pada bayi besar dipengaruhi asupan gizi pada masa kandungan. Sebab kebutuhan gizi bagi ibu hamil lebih besar dibandingkan dengan perempuan pada umumnya," kata Kepala Seksi Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Widi Harto, Minggu.
Menurut dia, asupan gizi sangat menentukan kesehatan kandungan. Bila sejak kandungan bayi kekurangan gizi risiko bayi stunting cukup besar.
"Faktor kurangnya asupan gizi ibu hamil dilatarbelakangi berbagai hal sepeti faktor ekonomi dan ketidaktahuan ibu hamil atas kebutuhan asupan gizi selama mengandung," katanya.
Ia mengatakan, bayi stunting berisiko tetap pendek hingga usia remaja.
"Data yang ada di Dinkes Sleman tercatat dari 54.859 balita di 2015 sebanyak 7.503 balita atau 12,86 persen terindikasi mengalami stunting. Meski di bawah angka nasional yaitu 34 persen, masalah ini sangat serius," katanya.
Widi mengatakan, bayi stunting dapat tumbuh normal. Hal yang harus diperhatikan yakni optimalisasi pertumbuhan selama 1.000 hari pertama.
"Ini dihitung sejak awal masa kehidupan saat masih di dalam janin. Melalui hitungan ini, bayi lahir yang diindikasi mengalami stunting, dilakukan optimalisasi asupan gizinya," katanya.
Kepala Dinkes Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini mengatakan, pengetahuan ibu akan pentingnya gizi kandungan sangat penting. Kesibukkan ibu bisa menjadi faktor peyebab terjadinya stuting pada anak.
"Terlalu sibuk, sang ibu tidak mau memberi air susu ibu (ASI) secara ekslusif pada bayinya. Padahal untuk mendapatkan gizi yang ideal, bayi harus diberi ASI ekslusif selama enam bulan pertama. Setelah itu, baru bisa diberi makanan pendamping ASI," katanya.
Ia mengatakan, penanganan stunting sendiri merupakan proses yang panjang, sehingga mempersiapkan proses kehamilan sangat penting. Terutama dengan memastikan kesehatan janin sejak awal.
"Ibu hamil agar menjaga asupan gizi selama mengandung. Termasuk untuk memeriksakan diri ke pusat kesehatan terdekat," katanya.
Saat ini guna menurunkan angka stunting, Dinkes Sleman telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya melakukan penyuluhan tentang stunting di setiap puskesmas.
"Kami telah memberikan pelatihan pada petugas puskesmas untuk mengampanyekan pentingnya pemberian ASI ekslusif dan membentuk konselor inisiatif menyusui dini (IMD)," katanya.
(V001)
Berita Lainnya
Sleman terus mempercepat penurunan angka stunting
Kamis, 18 April 2024 18:29 Wib
Cegah kematian, konsumsi ikan sarden dan teri
Minggu, 14 April 2024 14:42 Wib
Calon pengantin harus pahami anatomi alat reproduksi
Senin, 18 Maret 2024 20:16 Wib
Program makan siang gratis sasar ibu hamil, pinta BKKBN
Sabtu, 9 Maret 2024 11:24 Wib
UMKM Bantul mengembangkan usaha olahan abon lele untuk cegah stunting
Jumat, 8 Maret 2024 14:55 Wib
BPIP mengajak masyarakat aktif berperan pencegahan stunting
Rabu, 6 Maret 2024 19:11 Wib
Bantul membentuk tim audit kasus stunting libatkan berbagai elemen
Senin, 26 Februari 2024 19:07 Wib
Bantul gerakkan kader penyuluh keluarga berencana percepat turunkan stunting
Senin, 26 Februari 2024 13:41 Wib