Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan penyakit radang tenggorokan rentan terjadi pada musim pancaroba atau pergantian dari hujan ke panas seperti saat ini.
"Radang tenggorokan perlu diwaspadai karena rentan terjadi pada iklim yang tidak menentu seperti sekarang ini," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie di Yogyakarta, Selasa.
Daryanto menjelaskan, penyakit radang tenggorokan merupakan bagian dari gangguan organ saluran pernapasan. Penyakit itu bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
"Biasanya penderita mengalami gatal-gatal tenggorokan, pusing, badan panas, dan batuk dan rasa nyeri ketika menelan makanan," kata Daryanto.
Menurut dia, kemunculan penyakit tersebut dapat dipengaruhi oleh pola perubahan iklim yang sangat ekstrem yang mengakibatkan pola penyebaran penyakit tidak menentu.
"Yang seharusnya sudah musim panas, ternyata masih hujan atau sebaliknya. Ini dapat menyebabkan pola perubahan penyakit tidak menentu," kata dia.
Selain faktor iklim, penyakit tersebut juga dipengaruhi lingkungan yang tidak bersih, pencemarn udara, alergi, kualitas makanan dan minuman seperti terlalu berminyak, bersantan.
"Oleh karena itu faktor lingkungan sebagai salah satu pemicu radang tenggorokan perlu dipastikan bersih dan sehat. Daya tahan tubuh juga dipastikan terjaga," kata dia.
Menurut Daryanto penyakit yang disebabkan oleh virus itu sebenarnya dapat sembuh tanpa pengobatan namun membutuhkan waktu yang lama. Penderita sebaiknya banyak mengonsumsi minuman yang hangat dan banyak beristirahat.
"Sebaiknya segera dilakukan pengobatan," kata dia.
Sebelumnya Koordinator Operasional Pos Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Djoko Budiono menjelaskan untuk curah hujan selama Maret ini diperkirakan masih cukup tinggi.
"Untuk pancaroba diperkirakan baru akan terjadi mulai April hingga Mei 2016," kata Djoko. ***4****
(L007)