KLH evaluasi 27 "spot" hutan untuk masyarakat

id hutan

KLH evaluasi 27 "spot" hutan untuk masyarakat

Ilustrasi hutan lindung (antaranews.com)

Kulon Progo (Antara) - Kementerian Lingkungan Hidup mengevalusi 27 "spot" hutan di delapan provinsi di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.

Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendorong bagaiamana mewujudkan akses keadilan bagi masyarakat, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang dikejar-kejar kalau ada di hutan, tapi bagaimana hutan dikelola dikelola dengan baik oleh masyarakat.

"Pada dasarnya, masyarakat itu lebih menyatu dengan alam. Berdasarkan cacatan kami, ada 27 spot hutan, salah satunya Kalibiru, Kulon Progo, yang tersebar di delapan provinsi yang dapat dimanfaatkan masyarakat," kata Siti.

Saat ini, lanjut Siti, KLH sedang mendalami akses masyarakat dengan alam. Ke depan, KLH mengharapakan kawasan hutan baik lindung, konservasi, dan hutan masyarakat dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi wilayah.

"Kami sangat mendukung pengembangan hutan ini, seperti Kalibiru dikembangkan untuk jasa lingkungan," ucapnya.

Menurut dia, kunjungan dirinya ke Kalibiru melihat satu persatu konkrit di lapangan seperti apa dan ingin mendalami bagaimana interaksi akses masyarakat dengan alam, bagaimana bisnis unit bagaimana mereka mengembangkannya jadi pusat pertumbuhan wilayah,

"Kami juga sangat mendukung, tadi juga banyak gagasan yang baik dari Bupati Kulon Progo, termasuk untuk pengembangan usahanya. Di kalibiru ini yang paling menonjol adalah usaha pemanfaatan jasa lingkungan dan bupati mendorong kami untuk dilihat untuk kemungkinan menjadi taman safari. Akan kami pelajari, saya akan kirim tim kerja kecil dari Jakarta untuk melihat," tuturnya.

Ia bersama bupati Kulon Progo juga memikirkan ketika nanti bandara internasional di Kulon Progo jadi di 2019 dan beroperasi di 2020, maka berarti harus mempersiapkan seluruh masyarakat Kulon Progo.

"Masyarakat harus pandai menjaring nilai tambah karena jaraknya hanya 15 km dari bandara. Dengan luas kawasan sekitar 200 hektare, khusus Kalibiru sekitar 30 hektare," imbuhnya.

Menurut Siti, banyak hal yang bisa dikembangkan dan dijaring dari usaha-usaha jasa dan biasanya akan lebih langgeng, dan alamnya juga lebih bagus.

Dari pertemuan mendapat pelajaran, mendengar banyak dari kelompok bagaimana kelembagaannya, bagaimana mereka berjuang, dan bagaimana mereka menyikapi lingkungan dan itu akan diformulasikan.

Ada beberapa skema, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat yang jadi satelit satelit industri pemasok kayu, industri bagus, rakyat juga bagus. Ada hutan desa, ada lagi hutan rakyat.

Banyak skema yang sedang dikembangkan sehingga harus tahu persis apa di lapangan, sehingga saat dicanangkan oleh bapak presiden, itu sudah konkrit untuk rakyat dapatnya apa.

"Kelestarian hutan juga tidak terganggu karena yang diambil jasa lingkungannya, seperti pemandangannya," ujar Siti.

(KR-STR)