Umum - Disdbud: "Nglarak Blarak" ikuti "Tafisa Word Games"

id nglarak blarak

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengirim kontingen olahraga tradisional "Nglarak Blarak" mengikuti pertandingan dalam ajang "The Association For Internasional Sport For All" atau "TAFISA Word Games 2016" yang dipusatkan di Ancol, Jakarta, pada 7 hinggai 10 Oktober.

Sekretaris Dinas Kebudayaan (Disbud) Kulon Progo Joko Mursito di Kulon Progo, Jumat, mengatakan jumlah kontingen yang dikirim ke Jakarta sebanyak 30 orang yang terjadi dari atlet sebanyak 12 orang, wasit tiga orang, pendamping empat orang, dan sisanya bertugas dalam perlengkapan kostum dan tata rias karena ini sifatnya pertandingan olahraga rekreasi.

"Pemda DIY memberikan amanah kembali kepada Kulon Progo mewakili DIY dan sekaligus mewakili Indonesia dalam ajang internasional, setelah pada 2014, kontingen menjadi juara dua tingkat nasional," kata Joko Mursito.

Ia mengatakan TAFISA Word Games 2016 diikuti 116 negara. "Kami siap berkompetisi dan kembali dengan mengukir prestasi," katanya.

Joko mengatakan olahraga tradisional Nglarak Blarak ini terinspirasi oleh masyarakat di Perbukitan Menoreh, khususnya masyarakat Kecamatan Kokap yang sebagian besar merupakan petani nira. Kegiatan masyarakat tersebut kemudian diangkat menjadi sebuah permainan dengan diberikan polesan-polesan standar olahraga. Misalnya, ada waktu, lapangan, ada skor, ada unsur pertandingan dan sportivitas.

"Nglarak Blarak kami angkat menjadi olahraga tradisional dan sebagai olahraga tradisional asli Kulon Progo," kata Joko yang juga Koordinator olahraga tradisional Nglarak Blarak ini.

Kabid Pemuda dan Olahraga Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kulon Progo Budi Hartono mengaku sangat bangga, olahraga tradisional asli Kulon Progo Nglarak Blarak dapat mewakili DIY dan Indonesia dalam ajang TAFISA Word Games 2016.

"Kami mengucapkan selamat bertanding dan berjuang, dan jangan lupa selalu membawa nama baik Kulon Progo," kata Budi.

Ia mengatakan olahraga sendiri dibagi dalam tiga kategori yakni olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan olahraga rekreasi. Disparpora Kulon progo sudah meminta pengurus olahraga tradisional mengidentifikasi olahraga tradisional seperti gobak sodor, egrang, dan nekeran. Ke depan, akan menjadi olahraga yang dapat dikolaborasikan dengan seni.

"Kami akan memajukan olagraga tradisional sebagai prestasi sekaligus melestarikan permainan tradisional," kata Budi. ***4***

(KR-STR)