Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah Indonesia sepakat menjalin kerja sama dengan Pemerintah Fiji dalam bidang pengelolaan hutan dan membangun kelestarian alam.
Kerja sama itu ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Menteri Perikanan dan Kehutanan H.E. Osea Naiqamu di sela kegiatan Asia-Pacific Rainforest Summit (APRS) ke-3 di Yogyakarta, Selasa.
"Inisiasi kerjasama antara Indonesia dengan Fiji telah dimulai sejak dua tahun yang lalu, namun secara resmi terwujud pada hari ini," kata Menteri Siti Nurbaya.
Menurut Siti, capaian Indonesia dalam membangun kelestarian alam dan usaha bidang kehutanan mendapat apresiasi dari banyak negara. Selain Fiji, sebelumnya dua negara Kongo juga tertarik belajar mengelola lahan gambut yang berkelanjutan dengan Indonesia.
Kerjasama bidang kehutanan ini akan membuat Indonesia lebih banyak membagi pengelolaan hutan lestari serta pemanfaatan hasil hutan termasuk pemanfaatan teknologi kayu dan non kayu, perdagangan kayu legal, pengembangan energi biomassa serta penelitian dan pengembangan bidang kehutanan.
Implementasi dari MoU kedua negara ini, kata dia, antara lain diwujudkan berupa peningkatan kemampuan sumber daya manusia seperti pengembangan keterampilan mengukir dengan memanfaatkan limbah kayu.
Pelatihan mengukir kayu tersebut rencananya akan mengundang ahli ukir yang berasal dari desa Cekik, Bali.
Fiji tertarik untuk membudidayakan bambu di negaranya. Mereka mengharapkan Indonesia dapat memberikan contoh bambu dengan genetik yang baik. KLHK telah melakukan penelitian terhadap jenis bambu yang cocok ditanam di kepulauan Fiji, dan jenis tersebut terdapat di Yogyakarta.
Oleh karena itu, Menteri LHK mengundang delegasi Fiji ini untuk melihat secara langsung jenis bambu yang layak tersebut.
Implementasi lainnya, menurut Siti, akan diwujudkan berupa bimbingan teknis mengenai rehabilitasi lahan. Kedutaan Fiji pernah mengindikasikan permintaan bantuan teknik rehabilitasi lahan untuk mencegah bencana longsor.
Siti Nurbaya memahami bahwa sebagai negara kepulauan layaknya Indonesia, Fiji juga rentan akan bencana.
"Saya percaya bahwa tidak mudah bagi Fiji untuk mengelola sumber daya alam untuk melindungi hutan untuk mencegah bencana," kata Menteri Siti.
Dalam kesempatan itu, Menteri Perikanan dan Kehutanan H.E. Osea Naiqamu menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada Menteri LHK atas kerjasama tersebut. Naiqamu juga menantikan Fiji dan Indonesia dapat mengimplementasikan kerjasama lainnya pada masa mendatang.Budi Suyanto