Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pusat Layanan Usaha Terpadu Dinas Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pelaku UMKM memperjelas segmentasi pasar menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh Rp14.000 per dolar AS hingga pekan lalu.
"Pelemahan nilai tukar rupiah bisa membawa dampak penurunan daya beli masyarakat, sehingga segmentasi pasar produk UMKM perlu diperjelas," kata Konsultan PLUT Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Yuli Afriyandi, di Yogyakarta, Senin.
Menurut Yuli, dengan mengetahui segmentasi pasar atau sasaran konsumen secara jelas, maka pelaku UMKM tidak perlu khawatir menghadapi berbagai gejolak ekonomi global termasuk pelemahan nilai tukar rupiah.
"Kalau calon-calon konsumen yang disasar sudah jelas maka tidak perlu khawatir dengan berbgai gejolak ekonomi global," kata Yuli.
Selain menentukan segmentasi pasar, menurut dia, para pelaku UMKM di Yogyakarta juga perlu melakukan inovasi dan kreativitas, termasuk dalam menentukan bahan baku produk. Pasalnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga akan memengaruhi meningkatnya harga bahan baku, khususnya yang menggunakan bahan baku impor.
Mengenai inovasi dan kreativitas itu, Yuli mengaku tidak terlalu khawatir karena sebagian besar pelaku UMKM di DIY memiliki tingkat kreativitas yang tinggi.
Produk-produk yang berkualitas dengan memprioritaskan unsur kreativitas, menurut dia, akan lebih mampu bertahan pada saat krisis atau terjadi gejolak ekonomi.
"Sehingga sebetulnya saya tidak terlalu khawatir dengan pelemahan nilai tukar rupiah, sebab kalau berbicara inovasi dan kreativitas pelaku UMKM di Yogyakarta tidak perlu diragukan," kata dia.
Ia juga optimistis dengan jumlah kunjungan wisata baik domestik maupun mancanegara yang terus meningkat ke Kota Gudeg itu, tren permintaan UMKM baik di sektor jasa, kuliner, hingga kerajinan tidak pernah sepi.
Menurut dia, kendati terjadi berbagai gejolak ekonomi global serta persaingan produk yang tinggi, tren pertumbuhan UMKM di DIY terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Hingga saat ini, ujarnya, jumlah UMKM di DIY mencapai 230.000. "Setiap tahun jumlahnya meningkat rata-rata 2 persen. Tidak pernah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya," kata dia.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini masih terus mengalami pelemahan dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin kembali melemah mencapai Rp13.956 per dolar AS, dibandingkan pada Jumat (4/5) lalu yang mencapai Rp13.943 per dolar AS.
Berita Lainnya
Ubah nasib UMKM, KEK Mandalika NTB
Kamis, 9 Mei 2024 17:49 Wib
Kemenperin: IKM kekuatan penting pertumbuhan industri manufaktur
Sabtu, 4 Mei 2024 16:39 Wib
Sertifikasi halal di Indonesia tak boleh ditunda, Oktober 2024 harus diberlakukan
Sabtu, 4 Mei 2024 14:39 Wib
Pemerintah tak batasi jam operasional warung Madura di Bali
Sabtu, 4 Mei 2024 6:11 Wib
Kemenparekraf menyiapkan 16,5 juta dolar AS untuk modal UMKM di FSI 2024
Kamis, 2 Mei 2024 19:18 Wib
Pelaku UMKM Gunungkidul didorong menjual produk manfaatkan teknologi
Senin, 29 April 2024 16:29 Wib
UMKM terancam ritel modern, pemerintah bakal lindungi
Sabtu, 27 April 2024 19:30 Wib
Pemerintah tak larang warung Madura buka 24 jam
Sabtu, 27 April 2024 16:16 Wib