Bantul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat yang tinggal di pemukiman pesisir selatan mewaspadai ancaman gelombang tinggi seperti yang terjadi saat ini.
"Informasi BMKG, potensi gelombang tinggi pantai selatan itu dimulai dari 24 Juli kemarin sampai 30 Juli nanti, jadi kurang lebih sepekan dengan ketinggian gelombang variatif mulai dari empat sampai tujuh meter," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto saat meninjau Pantai Pandansimo Bantul, Rabu.
Menurut dia, gelombang tinggi di perairan selatan DIY karena fenomena siklon tropis di China bagian selatan dan bagian barat Australia ini yang menyebabkan ada kecepatan angin di atas rata-rata, sehingga berdampak gelombang ekstrim.
Oleh sebab itu, kata dia, masyarakat maupun warga yang tinggal di pemukiman pesisir pantai selatan memahami ancaman gelombang tinggi tersebut, sebab sangat memungkinkan gelombang pasang menerjang rumah atau bangunan usaha mereka.
"Fenomena ini sangat dimungkinkan berdampak pada gelombang cukup ekstrim dan sampai menerjang pemukiman di sepanjang pantai selatan, karena kita lihat bersama permukiman di Pantai Pandansimo, Depok dan Pantai Baru sudah sangat dekat dengan bibir pantai," katanya.
Menurut dia, seperti gelombang tinggi pada Rabu (25/7) pagi yang menerjang puluhan rumah dan bangunan usaha di beberapa pantai selatan Bantul, sehingga hal itu menjadi perhatian bersama, mengingat bangunan jaraknya dekat dengan pantai.
"Harapan kita ke depan masyarakat lebih tahu dan paham bahwa ancaman itu terus ada, bahkan setiap tahun siklus ini akan berulang, sehingga harapan kita disikapi dengan bijak agar ke depan tidak terjadi lagi, pemahaman ini yang perlu kita bangun," katanya.
Dwi mengatakan, penyebab utama gelombang tinggi karena ada fenomena alam yang setiap terjadi dan berulang, sehingga gelombang tinggi adalah sesuatu yang tidak bisa dicegah dan pasti terjadi, sehingga masyarakat harus mempersiapkan sejak dini.
"Masyarakat harus paham bahwa setiap tahun pantai itu airnya akan semakin ke utara, sehingga rumah yang dulunya jauh dari pantai semakin lama semakin dekat, dan ini yang harus diwaspadai masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, dengan demikian lambat laun air laut yang terbawa gelombang pasang akan mengenai mengenai masyarakat yang saat ini tinggal di pemukiman dekat dengan bibir pantai.
"Sekarang ini kan jarak rumah dengan bibir pantai hanya tinggal 50 sampai 100 meter, misalnya di Pantai Baru sama di Pantai Depok yang di Pantai Parangtritis bangunan yang jauh saja tadi pagi kena dampak itu," katanya.