Bantul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan banjir yang merendam lahan pertanian pesisir akibat luapan air muara sungai wilayah Pantai Samas pada 2018 terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Sebenarnya ini (banjir luapan muara Samas) kan sering, tetapi ini memang paling parah, yang tahun-tahun lalu tidak separah ini," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Jumat.
Menurut dia, meluapnya air muara sungai di kawasan Pantai Samas sejak akhir Juli hingga awal Agustus ini karena ketinggian air laut selatan naik sehingga air sungai tidak dapat mengalir ke laut, namun meluap di sekitar muara.
Di sekitar muara Pantai Samas terutama sebelah timur terdapat puluhan hektare lahan pertanian petani, bahkan pihaknya mencatat ada 21 hektare lahan yang mayoritas bawang merah terendam air payau atau campuran air sungai dengan laut.
"Tahun lalu tidak separah ini karena tidak ada gelombang tinggi, kalau sekarang ini gelombang naik terus. Ini rutin dan biasanya dapat diatasi cepat, begitu disodet (buat jalan air) alir langsung mengalir, tapi sekarang tidak," katanya.
Ia mengatakan, karena meluapnya muara ini diperparah gelombang tinggi, maka pemda tidak bisa memaksimalkan pengerukan pasir untuk mengalirkan air ke laut, sebab akan memperparah kondisi, sebab air laut lebih tinggi.
"Yang jadi masalah itu ombaknya masih tinggi terus, kita berharap segera selesai, tapi kalau dari BMKG ramalannya masih seminggu lagi gelombang tinggi. Bukannya tidak berani, tapi kalau kami buka (jalan air) justru air makin naik," katanya.
Pulung juga mengatakan, berkaitan dengan lahan pertanian terutama bawang merah yang terendam banjir air payau, dipastikan sudah tidak dapat dipanen, karena sejak meluapnya air muara sungai hingga Kamis (2/8) sudah selama tiga hari.
"Ada 15 hektare bawang merah yang terdampak, jelas sudah tidak dapat dipanen, dan nanti tinggal buat berita acara puso (gagal panen), saya dan teman-teman sudah lihat di lapangan. Dan ini musibah karena fenomena alam," katanya.
(T.KR-HRI/B/N. Yuliastuti)
Berita Lainnya
Kapal cumi terbakar
Rabu, 17 Januari 2024 1:03 Wib
Mengenaskan, dua pelajar tewas hanyut di sungai
Selasa, 20 Juni 2023 3:49 Wib
BKSDA Yogyakarta tangkap kembali satwa buaya muara di Sungai Oya
Senin, 3 April 2023 21:11 Wib
Dua buaya peliharaan warga dievakuasi
Kamis, 8 September 2022 8:06 Wib
Jasad korban hanyut di muara Sungai Opak ditemukan
Jumat, 5 Agustus 2022 9:34 Wib
Presiden Jokowi: APBN hemat Rp60-70 triliun jika setop impor LPG ganti DME
Senin, 24 Januari 2022 12:23 Wib
Tim FMIPA UI cegah abrasi Pantai Muara Beting
Jumat, 3 Desember 2021 16:44 Wib
Seorang penambang pasir terseret arus muara Sungai Opak
Senin, 1 Februari 2021 11:26 Wib