Yogyakarta upayakan penurunan "VC Ratio" Jalan Sutomo

id Jembatan Lempuyangan,Jalan Sutomo

Yogyakarta upayakan penurunan "VC Ratio" Jalan Sutomo

Sejumlah kendaraan bermotor melintas di kawasan Jalan Layang Lempuyangan, Yogyakarta. (FOTO ANTARA)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta tengah menyiapkan kajian manajemen lalu lintas untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di ruas Jalan Sutomo yang juga menghubungkan Jembatan Layang Lempuyangan.

"Saat ini, VC Ratio atau perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan di ruas Jalan Sutomo sudah hampir mendekati satu. Artinya, ruas jalan tersebut sangat padat sehingga perlu ada upaya untuk mengurangi kepadatannya,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta M Zandaru di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, upaya manajemen lalu lintas yang akan dilakukan adalah dengan mengubah arus lalu lintas di salah satu ruas jalan pendukung yaitu Jalan Tunjung yang semula dua arah menjadi satu arah ke timur hingga simpang Jalan Pengok Kidul.

Harapannya, perubahan arah lalu lintas menjadi satu arah ke timur tersebut akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pengurangan kepadatan arus lalu lintas di Jalan Sutomo sehingga VC Ratio di jalan tersebut dapat diturunkan menjadi 0,7.

Penurunan VC Ratio tersebut, lanjut Zandaru, akan berpengaruh pada penurunan beban statis Jembatan Layang Lempuyangan meskipun berdasarkan kajian yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta dinyatakan bahwa kondisi jembatan tersebut masih baik.

“Saat ini, kami sedang menyiapkan kajiannya. Harapannya, bisa segera direalisasikan. Namun, kami juga perlu mempertimbangkan berbagai aspek lain seperti rencana pengembangan kawasan karena secara otomatis akan berpengaruh pada kondisi lalu lintas di sekitarnya,” katanya.

Zandaru menambahkan, salah satu aspek yang menjadi pertimbangan dalam menerapkan manajemen lalu lintas di Jalan Sutomo adalah kebijakan penutupan perlintasan sebidang kereta api yang ada di bawah Jembatan Layang Lempuyangan.

Hingga saat ini, lanjut dia, belum ada keputusan apapun dari pemerintah pusat terkait kebijakan tersebut. “Tetapi, kami pun sudah menyiapkan sejumlah skenario manajemen dan rekayasa lalu lintas jika perlintasan sebidang tersebut ditutup,” kata Zandaru.

Penerapan manajemen lalu lintas di kawasan tersebut, lanjut dia, juga tidak dapat dilepaskan dari rencana pengembangan Stasiun Lempuyangan yaitu, mengubah pintu masuk stasiun dari sebelumnya di Jalan Lempuyangan menjadi di Jalan Krasak Timur atau sisi utara stasiun.

“Perubahan Jalan Tunjung menjadi satu arah masuk dalam skenario pertama dan perubahan pintu masuk Stasiun Lempuyangan masuk dalam skenario kedua,” katanya.

Sedangkan untuk skenario ketiga adalah pembangunan jalan layang untuk mengakomodasi kendaraan dari sisi timur ke utara yang jumlahnya cukup banyak. 

Pembangunan jalan layang tersebut dinilai cukup efektif untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut karena tidak akan mengalihkan beban lalu lintas ke ruas jalan lain meskipun membutuhkan dukungan dana cukup besar.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024