Warga di Gunung Kidul dikagetkan munculnya sumber mata air di Widoro Lor

id Sumur bor,Gunung Kidul,Widoro Lor

Warga di Gunung Kidul dikagetkan munculnya sumber mata air di Widoro Lor

Warga di Dusun Widoro Lor, Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikagetkan munculnya sumber mata air yang cukup deras, sehingga dapat mengairi lahan pertanian yang tandus di wilayah ini. Warga berinisiatif memasang pipa ukuran 4 inchi, sehingga dapat dialirkan ke lahan pertanian. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Warga di Dusun Widoro Lor, Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikagetkan oleh munculnya sumber mata air yang cukup deras sehingga dapat mengairi lahan pertanian yang tandus di wilayah ini.

Munculnya sumber mata air di Widoro Lor ini berawal saat Suyadi (62) memanggil tukang sumur bor untuk mengebor lahan pertaniannya pada Senin (19/8) pagi.

Tukang bor sumur mencari daerah yang memiliki sumber air, dan saat itu ditentukan sumur bor berada di sebelah selatan lahan pertanian Suyadi.

Sekitar 10.00 WIB, pengeboran dilakukan hingga 16.00 WIB. Saat mereka beristirahat dari lubang bekas galian ini, muncul air dengan deras. Kaget dengan kemunculan air ini, Suyadi berinisiatif menggunakan pipa untuk mengalirkan air.

"Tau-tau air naik ke permukaan dengan deras, lalu dipasang sebuah pipa berukuran kurang lebih 4 inch," kata Suyadi.

Ia mengatakan lahan pertanian di wilayah ini tidak ada sumur sehingga saat musim kemarau praktis tidak bisa ditanami tumbuhan karena lahan tandus dan tanahnya sudah retak-retak sehingga, dirinya berinisiatif membuat sumur bor dengan harapan ada air untuk mengairi lahan pertanian miliknya.

Menurut dia, di sekitar lokasi memang tidak ada sumur pompa. Petani sekitar hanya memanfaatkan air yang berada di sungai tak jauh dari lahan pertanian. Itu pun tidak sampai dua bulan setelah musim kemarau tiba.

"Kalau musim kemarau di sini tidak bisa dimanfaatkan untuk pertanian karena tidak ada sumber airnya," katanya.

Suyadi mengatakan saat air sudah muncul ke permukaan, dirinya bersama adiknya Paidi menunggu sampai malam untuk mengetahui apakah sumber air itu akan berhenti atau tetap mengalir. Ternyata air bersih itu terus mengalir tanpa henti sehingga tanah pertanian di sekitarnya pun basah.

"Kemudian, petani di sekitar sumur berinisiatif untuk membuat saluran air yang digunakan untuk mengairi sawah yang telah mengering. Niat saya membuat sumur bor dan airnya bisa dimanfaatkan tetangga sekitar," katanya.

Sementara itu, Paidi mengatakan debit air yang keluar cukup stabil. Hal itu terbukti dari sejak beberapa hari terakhir dirinya menyedot menggunakan pompa air semalaman tidak berkurang sumber airnya.

"Air ini sudah disedot hingga jarak 300 meter. Itu saja pakai satu diesel, kalau menggunakan dua diesel saya rasa masih mampu," katanya.

Saat ini dirinya membuat saluran air ke ladangnya menggunakan pipa dan selang. Harapannya bisa dimanfaatkan untuk menanam cabai saat musim kemarau. "Saya dan kakak saya (Suyadi) membuat sumur bor itu habis Rp5 juta. Nanti saya juga akan lapor ke dinas Pertanian dan Pangan," katanya.