Bantul (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya meningkatkan konsumsi pangan masyarakat akan non-beras melalui festival pangan lokal yang melibatkan peserta dari semua kelompok wanita tani di seluruh Bantul.
"Untuk penganekaragaman pangan ini minggu lalu, bahkan setiap Rabu kami ada festival pangan lokal, dengan tujuan meningkatkan dan menggalakkan konsumsi non-beras," kata Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Bambang Pin Erwanto di Bantul, Selasa.
Menurut dia, beras merupakan bahan pangan pokok yang utama dari masyarakat sehingga pihaknya mencoba dengan program diversifikasi pangan lokal seperti yang sudah seperti festival pangan lokal di komplek kantor organisasi perangkat daerah (OPD) ini.
"Di mana festival tersebut pesertanya dari 17 kecamatan, yang setiap kecamatan mengirimkan tiga kelompok, dan baru tahun ini dari 17 kecamatan berpartisipasi secara aktif, sehingga ada 51 regu yang mengeluarkan produk olahan pangan lokal non terigu," katanya.
Menurut dia, olahan pangan lokal dari masyarakat itu berbahan pangan dari ketela, umbi-umbian, bahkan banyak resep makanan yang dikembangkan para ibu-ibu kelompok wanita tani (KWT) di 17 kecamatan yang mana kelompok tersebut bisa menjadi subyek pembinaan dinas dan dari tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan.
"Ini sudah berjalan beberapa tahun, dan selain untuk meningkatkan konsumsi nonberas atau ada substitusi agar tidak semata-mata makan itu harus beras, ini juga untuk meningkatkan dari kualitas pangan lokal agar jangan sampai dianggap olahan pangan itu 'ndeso'," katanya.
Dia juga mengatakan, dari festival pangan lokal tersebut muncul berbagai makanan olahan yang bahan pangan bukan dari bahan-bahan impor. Selain itu juga ada imbauan dari Bupati Bantul agar di setiap rapat-rapat, pertemuan di kantor-kantor itu harapannya konsumsinya atau sajiannya makanan dari bahan pangan lokal.
"Walaupun belum begitu efektif karena namanya juga imbauan, tetapi beberapa instansi kecamatan, desa, bahkan di kabupaten juga sudah menggunakan bahan pangan lokal untuk menjamu tamu maupun pertemuan rutin," katanya.
Bambang menjelaskan, produk pangan lokal di Bantul saat ini sudah beragam, namun diakui sekarang ini kontinuitasnya baik dari konsumen maupun produsen itu yang perlu ada pembinaan secara terus menerus, karena apabila produsen memproduksi, namun tidak ada yang membeli akan kesulitan.
"Makanya pada saat festival pangan lokal lalu semua instansi kita untuk menyaksikan dan kita sampaikan juara-juara yang mana produk pangan itu bisa di-link-kan dengan instansi yang setiap hari atau setiap minggu ada rapat untuk bisa memanfaatkan pangan lokal dari produsen atau KWT yang ada," katanya.
Berita Lainnya
Sleman siapkan strategi mitigasi dampak perubahan iklim
Selasa, 17 Desember 2024 11:07 Wib
Monyet ekor panjang serang lahan di empat kecamatan di Bantul
Minggu, 15 Desember 2024 16:49 Wib
Pemkab Bantul intervensi petani sisi produksi melalui bantuan mesin pertanian
Kamis, 12 Desember 2024 17:50 Wib
Ketua MPR sebut Prabowo bertekad membangun sektor ekonomi kerakyatan
Kamis, 12 Desember 2024 10:55 Wib
Kontak Tani Nelayan Andalan Sleman diharapkan andil memajukan pertanian
Selasa, 10 Desember 2024 3:00 Wib
DKPP Bantul targetkan luas panen padi pada 2025 tembus 30 ribu hektare
Senin, 2 Desember 2024 11:58 Wib
Wamentan sebut transformasi Bulog jadi badan otonom sebagai penstabil harga
Rabu, 27 November 2024 6:02 Wib
DP3 Sleman melakukan penumbuhan petani milenial akselarasi pertanian
Rabu, 6 November 2024 22:43 Wib