Yogyakarta (ANTARA) - Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta bersama pemerintah pusat segera menyelesaikan persoalan tanah tutupan di wilayah Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul agar tidak menjadi polemik berkepanjangan.
"Jadi tanah tutupan itu merupakan salah satu kombinasi antara tanah Kasultanan yang ada di sana sama tanah-tanah masyarakat, dan ini yang akan diselesaikan dengan reforma agraria," kata Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) BPN DIY Tri Wibisono di Kabupaten Bantul, Kamis.
Menurut dia, diakui persoalan tanah tutupan di Bantul yang telah bergulir bertahun-tahun tersebut menjadi hambatan dalam upaya melegalisasi atau mensertifikasi, karena memang tidak ada landasan hukum yang jelas maupun kesepakatan bersama.
"Realisasinya nanti semua dilegalisasi aset-asetnya dan kemudian dilakukan konsolidasi dan sebagainya, tidak hanya aset kasultanan, tapi itu kan ada (aset) masyarakat, nanti tanah Kasultanan juga dilakukan legalisasi aset," katanya.
Dia mengatakan, berdasarkan kajian tanah tersebut apabila ternyata memang milik masyarakat maka pemerintah tidak akan segan-segan melakukan legalisasi serta mengembalikan hak-hak yang memang pantas diberikan ke yang bersangkutan.
"Nanti ada pihak-pihak terkait, kalau masyarakat memanfaatkan tanah kasultanan, kita beri hak guna bangunan di atas hak milik kasultanan, tapi kalau miliknya masyarakat, langsung jadi hak milik. Jadi hak miliknya warga kembali ke hak warga," katanya.
Selain Tanah Tutupan, kata dia, Pemda DIY juga sedang menyelesaikan persoalan tanah oro-oro, merupakan tanah tak bertuan yang bukan tanah Sultan Ground (SG) maupun tanah Pakualaman Ground (PAG).
"Dan di DIY tahun 2020, sertifikasi tanah kita sudah selesai sekitar 95 persen, tinggal menyelesaikan tanah-tanah kasultanan, di mana pada Oktober lalu sudah disampaikan petunjuk teknis dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk menyelesaikan, mensertifikatkan tanah-tanah kasultanan dan kadipaten," katanya.
Berita Lainnya
BRIN sebut patogen tular tanah masalah serius tanaman jagung di Indonesia
Rabu, 17 April 2024 15:21 Wib
Petenis Swiatek tak soal lapangan tanah liat Stuttgart Open 2024
Rabu, 17 April 2024 5:48 Wib
Petenis Sabalenka taklukkan tanah liat Stuttgart Open 2024
Selasa, 16 April 2024 14:25 Wib
2.086 hektare tanah IKN masih bermasalah
Selasa, 16 April 2024 14:22 Wib
Lima desa di Tanah Datar, Sumbar, dilanda banjir lahar hujan Gunung Marapi
Sabtu, 6 April 2024 11:57 Wib
Indonesia kembangkan sistem peringatan dini tanah longsor
Senin, 1 April 2024 9:06 Wib
Banjir Bandung Barat, Jabar, telan 4 jiwa warga
Rabu, 27 Maret 2024 9:41 Wib
Banjir dan longsor di Bandung Barat, Jabar, sembilan warga hilang
Senin, 25 Maret 2024 14:17 Wib