Sejumlah pedagang di Pasar Beringharjo Yogyakarta memilih tutup

id Pasar beringharjo,yogyakarta,Konsumen,Sepi

Sejumlah pedagang di Pasar Beringharjo Yogyakarta memilih tutup

Suasana kios batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta yang sepi pembeli (Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Sejumlah pedagang di Pasar Beringharjo di Kota Yogyakarta khususnya pedagang batik dan aneka barang fesyen atau oleh-oleh memilih untuk menutup kios mereka karena tidak ada lagi konsumen yang datang dalam beberapa hari terakhir.

“Dampak dari penyebaran virus corona ini sangat terasa bagi kami para pedagang. Apalagi, kondisi ekonomi untuk sektor riil sudah mulai turun sejak tahun lalu dan sekarang ditambah wabah virus corona. Ibaratnya, kami sudah tidak bisa bernafas,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo “Pager Raharjo” Ujun Junaedi di Yogyakarta, Jumat.
 

Menurut dia, aktivitas jual beli untuk komoditas oleh-oleh seperti batik dan barang-barang fesyen di Pasar Beringharjo Yogyakarta  mulai berkurang secara signifikan sejak dua pekan lalu.

“Kami sudah mencoba bertahan dengan tetap membuka kios, tetapi tidak ada pembeli yang datang,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Ujun, daripada tetap membuka kios dan menambah biaya operasional, maka sejumlah pedagang memilih menutup kios untuk sementara waktu sampai wabah virus corona bisa diatasi secara tuntas.

“Kami pun ingin ikut mendukung upaya pemerintah untuk mencegah meluasnya penularan virus corona. Jika tetap berjualan,  risiko penularan akan semakin tinggi. Makanya, pedagang memilih menutup kios saja,” katanya.

Apalagi, lanjut Ujun, sudah ada imbauan dari Pemerintah Kota Yogyakarta termasuk dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X untuk berada di rumah agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas.

“Kami hanya bisa pasrah, sabar, dan berdoa supaya musibah ini bisa segera berlalu dan kami bisa bangkit lagi,” katanya.

Selain itu, lanjut Ujun, pedagang juga berharap pemerintah bisa merealisasikan beberapa program seperti relaksasi kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Mudah-mudahan, program dari pemerintah bisa segera ditindaklanjuti oleh lembaga keuangan karena pedagang juga memiliki beban berupa pinjaman. Kalau tidak ada pendapatan yang masuk, bagaimana kami membayar kredit,” katanya.
 

Meskipun terjadi penurunan signifikan untuk jual beli produk fesyen, namun Ujun menyebut transaksi jual beli untuk komoditas bahan kebutuhan pokok di Beringharjo Timur masih tetap berjalan seperti biasa.

“Penjualan bahan kebutuhan pokok masih stabil, bahkan untuk empon-empon mengalami kenaikan permintaan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan, akan mengikuti arahan kebijakan dari pemerintah pusat untuk mengantisipasi dampak virus corona terhadap sektor perindustrian dan perdagangan.

“Sudah ada program yang disampaikan, tetapi untuk implementasinya belum tahu akan seperti apa,” katanya yang berharap sektor industri kecil menengah memperoleh perhatian lebih dalam penanganan dampak wabah COVID-19.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024