Sepi pesanan baju lebaran, Anita beralih produksi masker bantu cegah COVID-19

id Penjahit masker,Baju lebaran,Sepi jahitan baju,COVID-19,Masker cegah Corona,Kabupaten Sleman,Sleman

Sepi pesanan baju lebaran, Anita beralih produksi masker bantu cegah COVID-19

Anita sedang menjahit masker kain batik khas Sleman Parijotho sebagai alternatif usaha karena sepinnya pesanan jahitan baju lebaran. Foto Antara/HO

Sleman (ANTARA) - Dampak  pandemi COVID-19 sangat dirasakan berbagai lapisan masyarakat di tanah air, termasuk usaha menjahit yang digeluti Anita warga Perum Sembada Asri, Cebongan Kidul, Desa Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sepi pesanan menjelang lebaran tahun ini.

Namun sepinya pesanan menjahit baju, justru membuat Anita berpikir kreatif agar pendapatan keluarga tetap terjaga yaitu memproduksi masker kain di tengah melonjak di tengah pandemi virus Corona ini.

"Saya sudah beberapa tahun membuka usaha jahit baju, sebelumnya usaha saya selalu berjalan lancar. Biasanya tiga bulan menjelang Idul Fitri sudah kebanjiran pesanan dari pelanggan," kata Anita di Sleman, Selasa.

Namun, untuk tahun ini karena adanya virus Corona usaha jahit Anita mengalami penurunan yang cukup drastis alias hampir tidak ada pesanan untuk jahit baju maupun kebaya ditempatnya. Kondisi ini juga dirasakan oleh teman-teman seprofesi.

"Di tengah kondisi merebaknya wabah virus Corona masih ada saja jalan untuk bertahan dan melanjutkan usaha yakni dengan memanfaatkan peluang melonjaknya permintaan masker bagi masyarakat dan adanya anjuran dari pemerintah untuk semua warga menggunakan masker dari kain," katanya.

Hal inilah yang ditangkap Anita sebagai pengusaha penjahit rumahan dengan mencoba membuat masker dari kain sisa-sisa jahitan selanjutnya didistribusikan untuk kebutuhan para donatur yang membagikan masker.

"Lama-lama akhirnya ada juga pesanan dengan motif kain batik parijoto yang merupakan batik khas Sleman sehingga sekaligus dapat memasyarakatkan batik parijoto kepada masyarakat luas," katanya.

Dalam sehari Anita mengaku dapat menjahit masker sebanyak 100 buah dan bila ada pesanan yang cukup banyak maka dirinya meminta bantuan kepada teman seprofesi untuk menjahit sehingga kebutuhan pesanan dapat terpenuhi.

"Masker yang kami produksi dilapisi dua kain yang diberi lobang di atasnya sehingga bisa ditambah tisu di dalamnya sehingga diharapkan bisa memproteksi terhadap virus Corona lebih optimal," katanya.

Dia juga mengaku tidak mengambil keuntungan yang banyak dari usahanya menjahit masker kain ini karena juga diniatkan untuk membantu kesulitan yang tengah dihadapi masyarakat.

"Yang penting saya juga bisa membantu upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona. Sesuai kemampuan saya sebagai penjahit, ya saya memproduksi masker dan dijual dengan harga terjangkau," katanya.
Anita sedang menjahit masker kain batik khas Sleman Parijotho sebagai alternatif usaha karena sepinnya pesanan jahitan baju lebaran. Foto Antara/HO
Pewarta :
Editor: Eka Arifa
COPYRIGHT © ANTARA 2024